Kamis 16 Mar 2017 01:25 WIB

Warga Georgia Belajar tentang Islam di Masjid Setempat

Rep: Marniati/ Red: Dwi Murdaningsih
Komunitas Muslim di AS
Foto: EPA
Komunitas Muslim di AS

REPUBLIKA.CO.ID, SAVANNAH --  Puluhan warga lokal Savannah, Georgia, Amerika Serikat mengunjungi Islamic Center Savannah dalam acara Visit a Mosque Day. Dalam kunjungan ini, masyarakat setempat  belajar tentang Islam, sejarah Islam dan kesalahpahaman yang sering terjadi tentang agama Islam. Pengunjung juga dapat mengajukan pertanyaan apapun tentang Islam.

Bagi umat Islam lokal seperti Fatimah Alhatemi, acara ini sangat penting. "Saya sangat senang ketika saya melihat ini bahkan saya sampai ingin menangis," ujar  Alhatemi seperti dilansir wjcl.com (12/3).

Dengan adanya kegiatan ini, ia dan komunitas muslim lokal tidak merasa kesepian dan merasa dihargai. Semua warga lokal memperlakukan muslim sama dengan warga lainnya tanpa adanya diskriminasi.

Ketua Partai Republik Savannah, Stephen Plunk mengatakan kegiatan ini merupakan kesempatan untuk belajar tentang Islam sekaligus ajang silahturahim dengan muslim. Semua orang dapat berdialog satu sama lain. Bahkan banyak dari komunitas muslim yang bekerja sebgai dokter, pengacara, pemilik usah, guru, dan lain sebagainya. Dengan adanya kujungan ini maka akan mempromosikan toleransi dan sikap saling menghargai.

Acara ini diselenggarakan oleh  Partai Republik Savannah dan Council on American-Islamic Relations (CAIR). Direktur CAIR Georgia, Edward Ahmed Mitchell menerangkan kegiatan ini sangat penting untuk membangun komunikasi antar masyarakat.

“Kami melihat peningkatan kejahatan kebencian dan kebencian terhadap Muslim dan minoritas lainnya. Dan hal terbaik yang bisa kita lakukan dalam menanggapi ini adalah membuka pintu kami dan menyambut tetangga untuk datang dan bertemu dengan kami," ujar Mitchell.

Non-Muslim yang ikut belajar tentang Islam, Rebecca Lentz, mengaku kegiatan ini sangat berguna. Dengan adanya dialog maka ia memiliki pemahaman yang lebih tentang agama.  Menurutnya, Islam adalah tentang perdamaian dan jihad bukanlah tentang membunuh orang melainkan tentang perjuangan diri sendiri dalam melawan hawa nafsu.

"Saya pikir kita perlu untuk mendidik diri kita karena satu-satunya jalan keluar dari rasa takut dan kebodohan adalah pendidikan,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement