Selasa 14 Mar 2017 15:55 WIB

Mendongeng Ceria di SDT Bina Ilmu

SDT Bina Ilmu dan Penerbit Luxima menggelar acara Mendongeng Ceria Bersama Kak Ito dan Bazaar Buku Anak Muslim.
Foto: ROL/Agung Sasongko
SDT Bina Ilmu dan Penerbit Luxima menggelar acara Mendongeng Ceria Bersama Kak Ito dan Bazaar Buku Anak Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendidikan karakter menjadi dasar kegiatan belajar mengajar di SDT Bina Ilmu, Parung, Kabupaten Bogor. Implementasi dari pendidikan karakter tersebut menyiapkan waktu khusus untuk bercerita dan mendengarkan Kisah Teladan.

"Apapun yang kita aplikasikan di sekolah dalam setiap programnya merupakan upaya membentuk pendidikan karakter anak," ungkap Kepala Bidang Pendidikan Al-Qur'an YPU Bina Ilmu, H. Momon Abdul Rohman saat berbincang dengan republika.co.id, Selasa (14/3).

Dikatakan Momon, Kisah Teladan merupakan materi ajar dimana anak-anak bercerita dan mendengarkan cerita kisah insipirasi baik dari Rasulullah, Sahabat, dan tokoh lainnya. Pada pelajar kelas 1-4 Kisah Teladan akan dibawakan setiap guru yang dijadwalkan sehabis Ishoma. Pada jenjang kelas 5-6, pelajarlah yang bercerita dihadapan teman-teman dan gurunya.

"SDT Bina Ilmu memahami bahwa tujuan dari penciptaan manusia adalah untuk menjadi pribadi saleh dan berakhlak. Pribadi yang akan mengelola bumi sebaik-baiknya," kata dia.

Menurut Haji Momon, Allah mewarisi bumi ini kepada orang-orang yang saleh. Karena itu, Allah SWT mendidik manusia dengan menceritakan kisah-kisah Nabi dan Rasul juga orang-orang saleh. "Jadi, jelas, kita ingin anak-anak menjadi pribadi saleh dan salehah. Baik untuk dirinya, lingkunganya, bangsanya, dan negaranya," kata dia.

Di luar jam ajar sekolah, SDT Bina Ilmu kerap mengundang pendongeng guna mengisi waktu luang usai ujian sekolah. Seperti pada hari ini, SDT Bina Ilmu dan Penerbit Luxima menggelar acara Mendongeng Ceria Bersama Kak Ito dan Bazaar Buku Anak Muslim.

Dengan energik dan penuh canda, Kak Ito membawa cerita tentang teladan Rasulullah. Pelajar jenjang kelas 1-6 begitu asyik mendengarkan kisahnya.

Menurut Kak Ito, penting untuk menyisihkan waktu untuk sekedar bercerita kisah teladan kepada anak. Selain melatih imajinasi, cerita juga dapat diingat. Dengan cerita tersebut, anak-anak dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan, semisal di sekolah.

"Ini bagian dari pembentukan karakter anak juga," kata dia.

Diungkapkan Kak Ito, mencari bahan cerita tidaklah sulit. Setiap hal bisa menjadi cerita. Tinggal bagaimana orang tua dan guru merangkainya dengan canda atau gaya yang menarik. Dengan begitu anak akan teringat dan pesan cerita tersebut pun dicerna dengan mudah.

"Sekarang tinggal, bagaimana orang tua atau guru mau atau tidak," katanya.

Kayla, pelajar kelas 1 SDT Bina Ilmu begitu tertarik dengan kisah yang disampaikan Kak Ito dan guru-gurunya. "Seru," katanya. Affan, pelajar kelas 5 SDT Bina Ilmu awalnya merasa grogi ketika bercerita. Lama-kelamaan, ia mengaku terbiasa dan akhirnya menikmati setiap cerita. "Susah tapi seru juga akhirnya," kata dia semangat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement