Senin 13 Mar 2017 08:19 WIB

Sucikan Hati dengan Cara Ini

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Agung Sasongko
Khatib atau penceramah memberikan tausiyah. (ilustrasi)
Foto: Antara/Irwansyah Putra
Khatib atau penceramah memberikan tausiyah. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Majelis Taklim Masjid Nurullah menggelar kajian rutin di Masjid Nurullah yang berlokasi di Kompleks Apartemen Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (2/3). Kajian tersebut dilaksanakan seusai menunaikan salat Magrib berjamaah. Pada kajian itu, Majelis Taklim Nurullah mengundang seorang pemateri, yakni Ustaz Najmi Umar Bakkar. Adapun tema yang dibahas adalah perihal beramar maruf nahi mungkar guna menyucikan hati.

Ustaz Najmi mengatakan, hal utama yang dapat dilakukan umat agar dapat menyucikan hatinya tentu melakukan dan memperbanyak amal saleh. Di dalam Islam, ada cukup banyak jenis amal saleh, seperti menunaikan shalat fardhu, berzikir kepada Allah SWT, menyantuni anak yatim, dan lain sebagainya.  Dari sekian banyak jenis amal saleh, salah satu di antaranya adalah amar maruf nahi mungkar. Menurut Ustaz Najmi, ketika seseorang tidak melakukan amar maruf nahi mungkar dalam hidupnya, niscaya hatinya akan terjangkit penyakit, bahkan binasa.

 

Hal tersebut, kata dia, pernah dinyatakan oleh sahabat Nabi Muhammad SAW, yakni Abdullah Ibnu Masud. "Abdullah bin Masud berkata binasalah orang yang hatinya tidak mengetahui perkara yang maruf dan tidak mengingkari dengan hatinya kemungkaran," ujar Ustaz Najmi.

Dia mengungkapkan, perkataan Abdullah Ibnu Masud tersebut merujuk kepada orang-orang yang tidak mengetahui dan memahami tentang apa-apa yang baik dan buruk. "Dia tidak mengetahui mana yang baik atau buruk. Ia pun tak mengingkari kemungkaran. Maka, hati orang ini, kata Abdullah Ibnu Masud, akan binasa," ujarnya.

Ia menerangkan, dalam tubuh manusia terdapat segumpal daging, yang apabila baik, baiklah seluruh tubuh dan sebaliknya. Segumpal daging itu disebut hati. Ketika hati seseorang binasa, Ustaz Najmi menerangkan, dapat dipastikan hidup seseorang akan dipenuhi dosa. "Lisannya tidak mengucapkan perkara kebaikan, telinganya tidak digunakan untuk mendengar yang baik, matanya juga hanya akan melihat hal-hal yang tidak baik, dan lain-lain," ujarnya.

Menurut Ustaz Najmi, di sini peran penting amar maruf nahi mungkar. Ia berpendapat, amar maruf nahi mungkar adalah salah satu amal saleh yang dapat menjaga jati seseorang dari kebinasaan. Ia mengatakan, beramar maruf nahi mungkar harus memenuhi tiga syarat. Pertama adalah berilmu. "Tidak boleh orang yang tak berilmu melakukan amar maruf nahi mungkar. Apalagi kalau harus memerinci nilai dan prinsip-prinsip dalam Islam," kata dia.

Kendati demikian,  bukan berarti yang tidak berilmu dilarang melakukan amar maruf nahi mungkar. "Sebab, ada banyak hal umum yang bisa dilakukan seseorang. Misalnya, mengajak shalat, mengajak orang lain datang ke majelis ilmu, mengajak bersedekah. Ini termasuk amar maruf nahi mungkar," ujar Ustaz Najmi.

Syarat kedua adalah lemah lembut. Ustaz Najmi mengatakan, ketika seseorang melakukan amar maruf nahi mungkar, dia harus mengedepankan sikap yang lemah lembut, bukan sebaliknya. Karena Nabi Muhammad SAW pun melakukan amar maruf nahi mungkar dengan cara dan pendekatan demikian.

Syarat terakhir adalah sabar. "Di mana pun melakukan amar maruf nahi mungkar, kita harus sabar. Karena pasti ada orang-orang yang membantah, bahkan menolak ajakan kebaikan kita," ucap Ustaz Najmi. Ia menilai, semakin seseorang melakukan amar maruf nahi mungkar, semakin tinggi tingkat keimanannya. Dengan iman yang tinggi, hati orang tersebut pun akan senantiasa terjaga dan suci.

Ketua DKM Nurullah Yahya Selki mengatakan, kajian memang rutin digelar di Masjid Nurullah hampir setiap hari. "Hampir setiap hari kita adakan kajian untuk jamaah," ujarnya. Karena itu, DKM Nurullah selalu mengundang beragam pemateri atau penceramah. Hal tersebut tentu disesuaikan antara tema dan ilmu yang dikuasai pemateri.

Yahya berharap kajian rutin di masjidnya dapat memberi pencerahan dan bekal ilmu yang cukup kepada segenap jamaah Masjid Nurullah. "Dan, ilmu ini tidak hanya sekadar menjadi penuntun, tapi juga mereka sebarkan dan amalkan dalam kehidupannya," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement