Sabtu 04 Mar 2017 20:15 WIB

Mewaspadai Pintu-Pintu Dosa di Dunia Maya

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Agung Sasongko
Media sosial
Foto: pixabay
Media sosial

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemajuan dalam teknologi komunikasi, termasuk dalam kemajuan internet atau dunia maya, dianggap sebagai pedang bermata dua. Di satu sisi, kemajuan teknologi komunikasi dapat memudahkan orang untuk bisa saling berinteraksi dan berkomunikasi walaupun terpisah jarak dan tidak perlu memakan waktu yang lama. Di sisi yang lain, kemajuan teknologi juga memiliki dampak negatif. Terutama dalam kehidupan agama seorang individu.

Untuk itu, seorang Muslim diharapkan bisa mewaspadai perbuatan atau perilaku di dunia  maya yang justru membuat kita terjerumus kepada kemaksiatan dan dosa. Adanya pintu-pintu dosa di dunia maya ini dibahas dalam kajian tematik yang digelar oleh Majelis Taklim (MT) Al Adiyat di Masjid kompleks Islamic Centre Bekasi, Jalan Jenderal Ahmad Yani, No.27, Marga Jaya, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat, akhir pekan lalu.

Dalam kajian bertema 'Mewaspadai Pintu-Pintu Dosa di Dunia Maya' tersebut, pemateri yang hadir adalah Ustaz Ali Musri Semjan Putra. Dai lulusan Universitas Islam Madinah, Arab Saudi, itu memulai paparannya dengan kondisi teknologi komunikasi saat ini. Menurut dia, kemajuan teknologi komunikasi seperti pedang bermata dua. Satu sisi dapat memberikan kebaikan dan memudahkan komunikasi manusia, sedangkan di satu sisi kemajuan teknologi komunikasi juga memiliki bahaya yang cukup luar biasa.

Terlebih jika kita tidak mewaspadai terhadap bahaya-bahaya tersebut. ''Jadi, tergantung dari orang yang memegang pedang atau alat itu. Jadi, kita harus mempergunakan alat atau handphone atau smartphone itu benar dan pada tempatnya. Jangan malah menjadi alat untuk memprovokasi, memfitnah, dan bukan menjadi alat untuk menambah dosa,'' ujar Ustaz Ali Musri.

Lebih lanjut, Ustaz Ali Musri menjelaskan, kemaksiatan di dunia maya atau internet bahkan, tidak mengenal waktu dan tempat. Di mana saja, asal ada sinyal dan paket internet, orang bisa mengakses internet dan tidak tertutup kemungkinan berbuat maksiat. Karena itu, kata Ustaz Ali Musri, perlu ada rambu-rambu yang kita tetapkan sendiri dalam mengunakan dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi tersebut.

Rambu-rambu yang dibuat oleh penggunanya harus berdasarkan ilmu dan iman. Sehingga, penggunanya tidak terjerumus dalam kemaksiatan dan membuka pintu-pintu dosa. Menurut Ustaz Ali Musri, ada beberapa dosa-dosa yang kerap terjadi di dunia maya. Pertama, soal pemalsuan identitas saat membuat sebuah akun di media sosial. Hal ini termasuk dosa karena berdusta dan tidak jujur. ''Banyak mengganggap hal ini sepele, tapi ini sudah termasuk dosa karena ada perbuatan berdusta, tidak jujur dan menyebarkan kebohongan. Selama akun itu masih aktif, dosanya bisa mengalir terus,'' ujar Ustaz Ali Musri.

Selain itu, ada pula dosa dari melihat hal-hal yang haram di internet, seperti aurat lawan jenis. Hal ini akan berdampak pada kerusakan akhlak dan mengarah pergaulan bebas serta hubungan sesama jenis. Pun dengan adanya chatting dengan lawan jenis yang bukan mahram. Pasalnya, hal ini dikhawatirkan dapat membawa orang ke perselingkuhan. Tidak hanya itu, ada pula prostitusi via online. ''Ini jelas merupakan dosa. Seperti yang tertera dalam firman Allah SWT di Surah al-Isra soal larangan mendekati zina,'' kata Ustaz Ali Musri.

Kemudian Ustaz Ali Musri menyebutkan, salah satu pintu dosa yang paling besar di dunia maya adalah mem-posting berita-berita atau cerita bohong.  Ustaz Ali Musri bahkan menjelaskan, Allah SWT berfirman tentang hukuman terhadap orang yang menyebarkan perbuatan-perbuatan keji, seperti yang tertera dalam Surah an-Nur ayat 19. Dalam ayat tersebut, orang yang menginginkan berita tentang kemungkaran tersebar di kalangan orang beriman dengan tujuan untuk merusak keimanan kaum Muslimin maka orang itu akan menerima azab yang sangat pedih di dunia dan akhirat.

Ustaz Ali Musri menambahkan, melakukan adu domba dan provokasi di dunia maya juga termasuk pintu dosa yang ada di dunia maya. Terlebih, adu domba ini dilakukan oleh oknum-oknum tertentu yang ditujukan kepada umat Islam, antar-Ormas Islam, antara pemerintah dan rakyat. Terkait hal ini, kata Ustaz Ali Musri, Rasulullah SAW pernah bersabda, ''Tidak akan masuk surga orang yang melakukan adu domba.''

Tidak hanya itu, Ustaz Ali Musri juga mengingatkan jamaah untuk tidak menggunjing dan menyebarkan aib orang lain di media sosial ataupun grup-grup chatting. ''Padahal, seorang Muslim disuruh untuk menutup aib orang lain. Rasulullah SAW bersabda, barang siapa yang menutup aib orang lain, Allah SWT akan menutup aibnya di hari kiamat.'' ujar Ustaz Ali Musri.

Dalam menggunakan dan memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi, Umat Islam, sebaiknya meninggalkan kemubaziran dan tidak menghabiskan waktu secara sia-sia. Untuk itu, dia pun mengajak jamaah untuk kembali introspeksi diri dan merenungkan kembali fungsi dari alat-alat komunikasi tersebut. ''Apakah kita sudah menggunakan alat tersebut sudah semestinya, atau kita justru malah merusak diri sendiri, merusak agama kita,'' ujar Ustaz Ali Musri.

Kajian tematik ini merupakan kajian yang digelar oleh Majelis Taklim Al Adiyat. Menurut pimpinan Majelis Taklim Al Adiyat, Solihin, kajian tematik ini sudah berjalan sekitar setahun lebih. Biasanya, tempat pelaksanaan kajian memang dilakukan di Masjid Islamic Center Bekasi. Namun, dalam beberapa kesempatan, MT Al Adiyat juga pernah mengelar Kajian tematik di Masjir Islamic Center Jakarta, Kramat Tunggak, Jakarta Utara.

Solihin pun mengungkapkan, memang sengaja memilih tema mewaspadai pintu-pintu dosa di dunia maya lantaran melihat kondisi yang ada di masyarakat saat ini, yang sangat dipengaruhi oleh media sosial dan dunia maya. Bahkan, kondisi ini juga terjadi di umat Islam. Karena itu, kajian ini diharapkan menjadi sarana untuk saling mengingatkan terkait penggunaan medsos dan dunia maya.

''Kalau tidak diingatkan, sisi merusaknya akan lebih besar dibandingkan sisi positifnya. Jadi, kajian ini merupakan upaya kami untuk saling mengingatkan, supaya hati-hati dalam penggunaan medsos dan dunia maya tersebut,'' kata Solihin kepada Republika.

Selama ini, tema yang disajikan dalam kajian-kajian tematik memang kerap bersentuhan dengan akhlak, budi pekerti, masalah-masalah keluarga, dan kondisi-kondisi yang terjadi di masyarakat saat ini. Selain kajian tematik, MT Al Adiyat juga menyelenggarakan kajian rutin yang digelar setiap Kamis Malam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement