Selasa 28 Feb 2017 00:20 WIB

Menag Minta Akademisi Bersuara Soal Moderasi

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agung Sasongko
 Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memaparkan pandangannya saat mengikuti rapat kerja dengan Komite III DPD RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (27/2).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin memaparkan pandangannya saat mengikuti rapat kerja dengan Komite III DPD RI di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (27/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama meminta akademisi juga bersuara soal moderasi di ruang publik agar ruang publik tak dipenuhi paham ekstrim.

Mengawali Rakernas Kementerian Agama di Ancol, Jakarta, Ahad (26/2), Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta semua jajaran Kemenag menjalin hubungan dengan tokoh moderat karena yang moderatlah yang bisa bertahan.

''Yang dimaksud moderat adalah lawan dari ekstrim. Sebab yang ekstrim tidak hanya tidak baik bagi agama itu sendiri, tapi juga kehidupan bangsa,'' ungkap Lukman.

Ia juga tidak jemu mengajak para rektor untuk bicara tentang moderasi. Akademisi juga berperan penting. ''Harus lebih banyak bersuara ke publik. Jangan sampai ruang publik diisi paham keagamaan yang ekstrim,'' kata Lukman.

Lukman mengajak semua Keluarga Kemenag untuk akrab dengan medsos di era digital ini seperti. Jajaran Kemenag harus paham psikodigital umat saat ini.

Belum lagi begitu mudahnya masyarakat menyebarkan informasi tak jelas. Jangan sampai pihak Kemenag yang justru terlibat di sana.

''Literasi digital kita bisa jadi rendah, tapi kita harus pandu komunikasi sosial agar tidak justru kebablasan. Bukan malah ikut isi ruang publik dengan aura negatif, kita isi dengan yang positif. Maka makna agama harus hadir di sana,'' tutur dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement