Senin 27 Feb 2017 07:13 WIB

Ribuan Warga Gelar Pawai Peringati Kematian Oposisi Rusia

Boris Nemtsov, pemimpin oposisi Rusia
Foto: bbc
Boris Nemtsov, pemimpin oposisi Rusia

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Ribuan warga Rusia menggelar acara jalan kaki melalui pusat kota Moskow pada Ahad (26/2) untuk menghormati pemimpin oposisi Boris Nemtsov dua tahun setelah ia ditembak mati di dekat tembok Kremlin. Peserta gerakan mengenang Nemtsov itu juga menyerukan penyelidikan lebih lanjut atas peristiwa pembunuhan tersebut.

Nemtsov, yang berusia 55 tahun, adalah mantan wakil perdana menteri dan penentang terkemuka Presiden Vladimir Putin. Ia ditembak mati di dekat jembatan Kremlin pada petang hari 27 Februari 2015, saat berjalan kaki pulang dari restoran bersama kekasihnya.

Penyidik mendakwa beberapa orang untuk pembunuhan itu, tapi pengacara putri Nemtsov mengatakan penyelidikan tersebut gagal mengungkap yang memerintahkan penembakan.

Putin mengatakan bahwa ia mendukung penyelidikan atas kasus pembunuhan Nemtsov.

"Kami berkumpul di sini untuk menuntut agar pembunuh Boris Nemtsov dibawa ke pengadilan, tidak hanya para pelaku tetapi juga yang mengatur dan mereka yang memerintahkan," kata Ilya Yashin, pegiat oposisi Rusia dan penyelenggara aksi, kepada Reuters.

"Kami berkumpul di sini untuk menuntut reformasi politik dan pelepasan tahanan politik," katanya.

Gerakan itu bertepatan dengan pembebasan pegiat anti-Kremlin Aktivis Ildar Dadin dari penjara Siberia pada hari yang sama. Dia adalah orang pertama yang dipenjara berdasarkan aturan baru yang membuat beberapa bentuk aksi protes non-kekerasan sebagai tindak pidana.

Pihak berwenang menutup beberapa jalan di pusat Moskow untuk acara pada hari Ahad menghalangi pengunjuk rasa tersebut dengan pagar loga, yang dijaga polisi. Polisi menyebutkan jumlah demonstran sekitar 5.000 orang, tetapi sekelompok pengamat sukarela mengatakan lebih dari 15 ribu pengunjuk rasa turut bergerak. Pawai itu mengumpulkan partai politik dan kelompok oposisi.

Beberapa orang membawa potret Nemtsov dan meneriakkan "Rusia tanpa Putin" dan "Rusia akan bebas". "Lepaskan Ukraina," seru beberapa orang. Nemtsov menulis laporan terkait pemerintahan Putin dan, tak lama sebelum ia dibunuh, mengerjakan laporan meneliti peran militer Rusia di Ukraina.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement