Jumat 24 Feb 2017 16:31 WIB
Belajar Kitab

Pelajaran dari Burung Pipit

Rep: Syahruddin el-Fikri/ Red: Agung Sasongko
Pipit langka ini secara keseluruhan mirip dengan burung pipit biasa, meski memiliki bulu dan suara unik, kicauannya hanya berlangsung antara dua dan tiga detik.
Foto: bbc.co.uk
Pipit langka ini secara keseluruhan mirip dengan burung pipit biasa, meski memiliki bulu dan suara unik, kicauannya hanya berlangsung antara dua dan tiga detik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak hanya itu, kisah lain yang juga bisa dipetik dari kitab Ushfuriyah adalah kisah Umar ibn Khattab.

Suatu saat, Khalifah Umar berjalan di Kota Madinah. Ia melihat seorang anak kecil yang sedang mempermainkan seekor burung. Umar muncul iba melihat si burung, lalu membelinya dan melepaskannya ke angkasa. Maka, ketika Umar wafat, salah seorang dari para ulama terkenal melihat Umar dalam mimpi.

''Apa kabar, Umar?'' tanya sang ulama. ''Apa yang telah dilakukan Allah atasmu?''

''Allah telah mengampuniku dan melewatkan (tidak dicatat) segala dosaku.''

''Apa sebab? Sebab kedermawananmu? Keadilanmu? Atau, karena zuhudmu yang membuatmu acuh tak acuh terhadap dunia?''

Umar menggelengkan kepala. ''Ketika kalian menguburkanku, menutupiku dengan tanah, dan meninggalkanku sendiri, datang dua malaikat yang menakutiku. Akalku hilang, gemetar sendi-sendi tulangku.

Dua malaikat itu mengambilku dan mendudukkanku dan hendak menanyaiku. Tapi, tiba-tiba, muncul suara tanpa sosok yang menghardik keduanya. ''Tinggalkan hamba-Ku ini. Jangan kalian takut-takuti. Aku menyayanginya dan segala dosanya telah kuampuni karena dia telah menyayangi seekor burung pipit di dunia. Pahalanya, Kusayangi dia di akhirat.''

Kisah inilah yang tampaknya mengilhami Syekh Muhammad bin Abu Bakar al-Ushfuri untuk menamakan kitabnya ini dengan nama Mawa'izh al-Ushfuriyyah (Pelajaran dari Burung Pipit).

Selain kisah-kisah di atas, ada pula cerita lain yang juga menarik untuk diambil pelajaran dalam kitab Ushfuriyyah. Suatu saat, Bani Israil mengalami bencana kelaparan. Panas terik mendera dan bahan makanan sulit didapat.

Ketika itu, salah seorang dari golongan Bani Israil ini berjalan-jalan ditumpukan pasir dan berkata, ''Seandainya pasir-pasir ini tepung, aku beri makan semua orang Israil tanpa kecuali.''

Maka, Allah memberi wahyu kepada salah seorang nabi Israil dalam kurun itu agar berkata kepada laki-laki tadi, ''Allah telah menetapkan pahala niatnya itu dengan sesungguhnya. Yakni, sepadan dengan gundukan pasir itu yang benar-benar tepung, kemudian disedekahkannya kepada semua orang yang membutuhkan.''

Barang siapa menyayangi hamba Allah, Allah menyayanginya juga. Begitu juga dengan laki-laki ini. Ia penuh kasih sayang kepada sesama. Pahalanya pun sama.

Selain kisah-kisah di atas, masih banyak lagi kisah menarik lainnya. Dalam salah satu riwayat, Rasulullah pernah berkata, ''Lihatlah apa yang disampaikan, jangan memerhatikan siapa yang mengatakan.'' Dalam riwayat lainnya, disebutkan, ''Ambillah ilmu itu walaupun berasal dari mulut anjing.''

Ini menunjukkan bahwa setiap Muslim wajib menuntut ilmu pengetahuan dan mengamalkannya. Selain itu, ilmu itu bisa datang dari mana saja, termasuk binatang sekalipun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement