REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA -- Tujuh wanita di Fort McMurray, Alberta, Kanada menunjukan solidaritas mereka dengan komunitas Muslim setempat. Mereka akan mengenakan jilbab selama satu bulan sebagai tanda mereka menyambut Muslim sebagai teman.
Vanessa McMahon mengatakan, dia termotivasi untuk mengenakan jilbab setelah adanya insiden penembakan Masjid Quebec pada bulan Januari lalu yang menewaskan enam pria Muslim. Menurutnya, kejadian tersebut tidak dibenarkan di negara mana pun. "Setiap orang memiliki hak untuk dapat mempraktikan agama mereka secara damai," ujarnya.
Organisasi Islam lokal menyambut baik gerakan tersebut. Menurut perwakilan organisasi Kiran Malik-Khan, gerakan ini menunjukan solidaritas antarsesama warga. "Bagi kami, ini adalah pilihan perempuan setempat untuk melangkah bersama kami. Dalam hal ini dengan ikut mengenakan jilbab. Hal ini sangat dihargai. Ini adalah persaudaraan yang terbaik,” ujar Kiran Malik-Khan seperti dilansir cbc.ca (22/2).
Dengan mengenakan jilbab, maka akan menambah keakraban dengan komunitas Muslim Fort McMurray. Ia berharap, wanita yang berpartisipasi dalam gerakan ini dapat mengetahui bahwa mengenakan jilbab bukanlah sebuah beban melainkan merupakan pilihan dari seorang Muslimah. "Wanita Muslim mengenakan jilbab karena kesadaran pribadi," ucapnya.
Pada awal Februari, sekitar 100 perempuan dari komunitas Islam Fort McMurray ini, berkumpul untuk memulai sebuah kampanye. Mereka mengajak perempuan Fort McMurray mengenakan jilbab selama 30 hari.
Para peserta berjanji untuk mengenakan jilbab setiap kali mereka meninggalkan rumah, atau berada di hadapan laki-laki yang tidak memiliki hubungan darah. Mereka juga berjanji untuk tidak merokok atau minum alkohol. Dengan kampanye ini, para peserta belajar lebih banyak tentang Islam dan menunjukkan dukungan bagi perempuan yang mengenakan jilbab setiap hari.