Selasa 21 Feb 2017 15:24 WIB

Ratusan Orang Hadiri Bedah Buku Ditolong Allah

Suasana seminar dan bedah buku
Foto: Dok BMH
Suasana seminar dan bedah buku

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI – Baitul Maal Hidayatullah ( BMH ) Jawa Timur gerai Banyuwangi menggelar seminar dan bedah buku Ditolong Allah di aula Stikom Banyuwangi, Sabtu (11/2). Acara tersebut mendatangkan langsung penulis buku, Ismyah Rokayah dan editor Asep Muhidin Lc.

Seminar dan bedah buku itu dihadiri sekitar 250 orang. Termasuk sejumlah pejabat di lingkungan pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Wakil Ketua Bidang 3 Stikom Banyuwangi Hadiq, dan Ketua DPD Hidayatullah Banyuwangi  Ustadz Agus Feri SS.

Buku yang diluncurkan di Korea Selatan pada minggu ketiga Januari 2017 itu  mengisahkan tentang pengalaman luar biasa penulisnya, yakni selalu ditolong Allah dalam segala urusannya. Penulis mengaku bahagia bisa bersinergi dengan Laznas  BMH dan bertekad menjadikan seluruh hasil penjualannya untuk program kemanusiaan yang digagas BMH.

Buku Ditolong Allah merupakan sebuah buku yang diangkat dari kisah nyata berdasarkan pengalaman pribadi seorang penulisnya, Ismyah Rokayah. Dalam buku setebal 300 halaman itu penulis berkisah tentang kehidupannya yang pahit namun berbuah manis ketika selalu mendapat pertolongan Allah.

 

Begitu banyaknya pertolongan Allah dalam kehidupannya membuat perempuan kelahiran Garut, 10 Agustus 1979 ini bisa menikmati keliling dunia gratis, berumrah dan berhaji plus bersama suami, ibu dan ibu mertuanya. “Kuncinya adalah selalu hidup di jalan Allah, sehingga hidup menjadi berkah,” ujarnya.

Editor buku Ditolong Allah, Asep Muhidin Lc, mengemukakan, buku tersebut sangat cocok untuk dijadikan bahan bacaan. “Karena buku ini berisi tentang perjalanan hidup penulis hingga menemukan jati dirinya dan mendapatkan pertolongan Allah,” ujar Asep.

Alumnus LIPIA ini menuturkan, dalam proses pengeditan buku Ditolong Allah tak jarang dirinya meneteskan air mata.  “Bahasanya lugas dan mudah dimengerti, sehingga buku ini mudah diresapi oleh pembaca. Suasana hati pembaca mudah tercampur aduk antara sedih dan bahagia,” kata Asep Muhidin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement