Ahad 22 Jan 2017 05:54 WIB

PDIP: Pengamalan Islam Perkuat Nasonalisme

Ustadz Nuril Arifin beranjak dari tepat duduknya untuk memberikan tausyiah dalam Ngaji Kebangsaan disaksikan oleh Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristianto (kedua kiri) di Kantor PDI Perjuangan, Jakarta, Sabtu (21/1) malam.
Foto: Republika/ Raisan Al Farisi
Ustadz Nuril Arifin beranjak dari tepat duduknya untuk memberikan tausyiah dalam Ngaji Kebangsaan disaksikan oleh Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristianto (kedua kiri) di Kantor PDI Perjuangan, Jakarta, Sabtu (21/1) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) PDI Perjuangan, Hamka Haq mengatakan, bahwa pengamalan Islam secara otomatis akan memperkuat nasionalisme pada bangsa dan negara. Belakangan ini, kata dia, nasionalisme bangsa Indonesia seperti tergerus dan dipertentangkan dengan hal-hal keagamaan. "Bahkan, ada suatu gerakan yang mempertentangkan Pancasila sebagai dasar negara dengan ajaran Islam," ujarnya, Sabtu (21/1).

Hal itu dikatakan, Hamka Haq, di sela-sela acara Ngaji Kebangsaan yang diikuti ratusan kader PDI Perjuangan dan tokoh masyarakat, di kantor DPP PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Acara yang dimulai pukul 19.30 WIB itu dipimpin oleh Ketua Umum Patriot Garuda Nusantara (PGN) KH Nuril Arifin Husein atau yang akrab disapa Gus Nuril.

Menurut Hamka Haq, ada yang ingin ganti Pancasila sebagai dasar negara, ada yang mulai teriakkan khilafah, ini kan mengarah ke ISIS. Belakangan ini, juga mulai muncul suatu gerakan yang mengarah pada upaya pengrusakan kebhinekaan. Artinya, mulai ada suatu gerakan yang ingin menjadikan kemajemukan di negeri ini untuk dikuasai atau dimonopoli oleh kelompok tertentu.

"Ada juga pelecehan terhadap simbol negara, terhadap Bung Karno sebagai perumus Pancasila, pelecehan terhadap bendera Merah Putih. Ini semua adalah upaya yang perlu kita hadapi dengan menguatkan bahwa nasionalisme tidak mengurangi kita sebagai muslimm, sebagai umat beragama, baik dalam arti politik maupun sprirtualisme," paparnya.

 

Guru Besar Ilmu Tafsir UIN Alaudin Makassar itu menambahkan, patut disyukuri bahwa Indonesia selama merdeka benar-benar menjadi bangsa yang saling menghargai dan menegakkan Bhineka Tunggal Ika. Oleh karena itu, ketika mulai muncul adanya upaya yang merusak keragaman dan kebhinekaan, harus disikapi dengan sikap tegas bahwa pengamalan agama tidak menggerus nasionalisme dan kebhinekaan.

Justru sebaliknya, pengamalan beragama, pengamalan Islam malah harus memperkuat nasionalisme sehingga menjadikan perbedaan dan kebhinekaan sebagai rahmat Tuhan bahwa Islam adalah agama yang Rahmatan Lil Alamin. "Maka, kita sekarang, kegiatan ini konsolidasi, termasuk kegiatan relegius, dengan ngaji kebangsaan. Jadi kita mengamalkan Islam, dalam rangka memperkuat nasionalisme. Tidak ada pertentangan, bahkan Islam atau suatu agama akan semakin kokoh dengan memperkuat nasionalisme," ujarnya.

Sebagai upaya menguatkan nasionalisme dalam pengamalan keagamaan, khususnya pengamalan Islam, PDI Perjuangan ke depan akan rutin menggelar Ngaji Kebangsaan. Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengungkapkan, acara ini diikuti segenap elemen bangsa yang membuktikan ada komitmen dan semangat kuat dalam menjaga kesatuan dan persatuan bangsa."Ini semangat bersama dan menunjukkan komitmen yang kuat dalam masalah kebangsaan," katanya.

Gus Nuril mengucapkan terima kasih menjadi bagian dalam acara Ngaji Kebangsaan ini. "Ada hikmah yang luar biasa saya diundang Ngaji Kebangsaan ini. Karena kita perlu menegaskan, bahwa mengamalkan agama itu tetap sejalan dengan semangat nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement