Rabu 18 Jan 2017 18:33 WIB

Bekerja untuk Allah, Resep Sederhana Menggapai Keikhlasan

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
Berdoa.
Foto: FAZRY ISMAIL/EPA
Berdoa.

REPUBLIKA.CO.ID, Iklhas menjadi kata yang mudah diungkapkan namun sulit diterapkan. Dalam hidup yang serba transaksional seperti sekarang, hampir semua hal diukur dengan uang.

"Orang terkadang mengartikan sikap ikhlas dengan sikap pasrah menerima nasib. Padahal tidak seperti itu," kata motivator muslim Ridwan Hasan Saputra, dalam pelatihan 'Berfikir Supra Rasional' yang diikuti guru dan karyawan Yayasan Islamic Centre Al Munawwaroh Kabupaten Cilacap, di Cilacap, Rabu (18/1).

Hal tersebut diakui Ketua Yayasan Yayasan Islamic Centre Al Munawwaroh Cilacap, Hasan Makarim. Sosok yang juga menjabat sebagai salah satu Ketua MUI Kabupaten Cilacap ini menyatakan, di tengah kondisi masyarakat yang makin kapitalistik seperti sekarang ini, sikap ikhlas memang sangat diperlukan.

Untuk itu, Hasan menilai, pelatihan 'Berfikir Supra Rasional' perlu lebih banyak diberikan pada seluruh elemen masyarakat di Tanah Air. "Melalui pelatihan ini, kita diajak untuk bersikap ikhlas. Dengan sikap ikhlas, kita bisa melandasi semua tindakan dan pekerjaan atas dasar nilai-nilai ibadah. Dengan demikian, yang kaya semakin peduli dan yang masih hidup susah tidak akan merasa kurang dalam kehidupannya," kata dia.

Dalam pelatihan yang diikuti sekitar 80 peserta dari kalangan guru dan karyawan PAUD, TK, MI, MTs dan SMK di bawah naungan Yayasan Al Munawwaroh tersebut, Ridwan mengemukakan berbagai aspek mengenai sikap ikhlas yang perlu ditanamkan pada mindset peserta. Antara lain dia menyebutkan, setiap orang perlu menanamkan pola pikir bahwa dia bekerja dalam bidang apa pun hanya untuk Allah.

"Sebagai muslim, kita harus menanamkan mindset seperti ini. Tanamkan pada diri kita bahwa majikan kita adalah Allah dan kita adalah karyawan Allah," kata dia.

Menurutnya, dengan perubahan orientasi seperti ini, maka seorang pekerja akan selalu merasa cukup. Berbeda bila seseorang merasa bekerja dengan orang lain, maka berapa pun pendapatan yang diterima akan selalu merasa tidak cukup.

Ridwan mengingatkan bahwa orang yang ikhlas akan menjadikan pahala sebagai pilihan utama yang ingin didapatkan, dibanding dengan kesenangan duniawi seperti uang, harta, tahta atau popularitas. Meski demikian, Ridwan juga memberikan keyakinan bahwa orang yang ikhlas tidak akan hidup dalam kesusahan.

Mengutip surat Ath Thalaq ayat 2 dan 3, Ridwan menyebutkan, bahwa Allah telah memberi jaminan bahwa orang yang bertakwa kepada-Nya pasti akan memberikan jalan keluar atas kesulitan yang dialami, dan memberikan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Berdasarkan hal-hal tersebut, hal yang paling penting ditekankan dalam sikap ikhlas adalah rasa bersyukur.

"Dengan bersyukur, kita tidak akan pernah merasa kekurangan. Bahkan dengan rasa syukur, kondisi yang tadinya kekurangan akan berubah menjadi lebih baik," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement