Rabu 18 Jan 2017 08:46 WIB

Tiga Amanah PCI Muhammadiyah Malaysia Jalankan Roda Organisasi

Buya Hamka tokoh Muhammadiyah yang banyak dikenali warga Malaysia.
Buya Hamka tokoh Muhammadiyah yang banyak dikenali warga Malaysia.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Roda organisasi Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malayasia terus berputar. Ada tiga amanah yang diemban PCIM Malaysia dalam mengelola aktivitasnya. Ketiga amanah itu adalah mengumpulkan potensi keluarga PCIM, sebagai perpanjangan tangan Muhammadiyah di Malaysia, dan membuka peluang-peluang antara Malaysia dan Indonesia

"PCIM Malaysia sudah berdiri selama sepuluh tahun dan dilantik oleh ketua umum waktu itu, Din Syamsuddin. Kami diberi amanah tiga hal tersebut," kata Ketua PCIM Malaysia, Sony Zulhuda, Selasa malam (17/1).

Penjelasan Sony diberikan saat menerima kunjungan Pengurus Majelis Pendidikan Kader (MPK) dari wilayah dan daerah Muhammadiyah di Jawa Timur. MPK melakukan kunjungan ke Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia dan Singapura. Kedatangan pengurus MPK yang dipimpin Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur Najib Hamid diterima Ketua PCIM Malaysia Sony Zulhuda, Sekretaris, Sulthoni dan sejumlah pengurus di Sekretariat PCIM Malaysia Jalan Gombak Kuala Lumpur, Selasa malam (17/1).

Sony mengatakan, PCIM Malaysia memiliki lima ranting tiga ranting. Di antaranya merupakan basis TKI dari Lamongan satu ranting basis TKI dari Gresik, sedangkan Pimpinan Cabang Istimewa Aisyiyah (PCIA) memiliki dua ranting. "Rumah dakwah Muhammadiyah Malaysia sudah beroperasi lima bulan dengan dukungan ranting-ranting. Anggota PCIM terdiri tiga kategori yakni kelompok dosen dan mahasiswa, ekspatriat dan 'permanent residence' yang kebanyakan terdiri para TKI," katanya.

Wakil Ketua PWM Jawa Timur Najib Hamid mengatakan, kegiatan bertujuan untuk meneguhkan kapasitas kader dalam menjalankan roda organisasi sehingga perlu ditingkatkan pemahamannya tentang perkembangan Islam di kawasan ASEAN. "Silaturahim ke lembaga dan organisasi di luar negeri diperlukan, selain untuk meningkatkan ukhuwah islamiyah, juga memperluas jaringan dalam dakwah Islamiyah," katanya.

Najib mengatakan peserta dipilih berdasarkan berdasarkan pendaftar online tercepat dan terlengkap. "Kami ingin ber-Muhammadiyah dengan gembira. Kami senang sekali punya mitra perjuangan yang luar biasa di Malaysia. Karena itu yang di rumah maupun di luar rumah terus berjuang," katanya.

Ketua MPK Jatim Dr Latifun mengatakan, peserta sebelumnya telah mengikuti workshop pengkaderan komunitas di Jember sehingga waktu itu muncul gagasan untuk berkunjung ke komunitas PCIM Malaysia. "Kami ingin silaturahim dan mendapatkan informasi yang bisa menyemangati. Di sini anggota Muhammadiyah jauh-jauh tetapi bisa berkumpul. Besok akan silaturahim dengan Angkatan Belia Islam Malaysia dan Muhammadiyah Singapura," katanya.

Saat berdialog salah seorang peserta menanyakan apakah ada hambatan dalam aktifitas PCIM di Malaysia. Soni Zulhuda yang juga dosen di International Islamic University Malaysia (IIUM) mengatakan, di masyarakat Indonesia tidak ada masalah. "Yang menarik di masyarakat lokal/tempatan Malaysia. Mereka biasanya menanyakan ini organisasi resmi atau bukan. Saya bilang kita tidak terdaftar, tapi di bawah KBRI Malaysia," katanya.

Dia menegaskan yang terpenting sebenarnya adalah masalah komunikasi. "Orang Malaysia di-set bermadzab Syafii. Kita berupaya agar tidak diasosiasikan dengan Wahabi. Apakah bapak kenal Buya Hamka?. Buya itu tokoh Muhammadiyah. Kalau sudah begitu mereka faham karena karya-karyanya banyak di Malaysia," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement