Senin 16 Jan 2017 17:41 WIB

Pasca-212, Dai Diingatkan Tiga Prinsip Dakwah Mohammad Natsir

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Ilham
Mantan Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Ustadz Syuhada Bahri (kiri), Dosen Universitas Islam Antarbangsa (UIA) Malaysia Sohirin Mohammad Sholihin menjadi pembicara dalam diskusi strategi dan perspektif dakwah pasca 212, Jakarta, Senin (16/1).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Mantan Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Ustadz Syuhada Bahri (kiri), Dosen Universitas Islam Antarbangsa (UIA) Malaysia Sohirin Mohammad Sholihin menjadi pembicara dalam diskusi strategi dan perspektif dakwah pasca 212, Jakarta, Senin (16/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan ketua umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Syuhada Bahri membagi tiga prinsip dakwah Pendiri Partai Masyumi, Mohammad Natsir. Ia berpendapat, tiga prinsip itu tepat menjadi pegangan berdakwah, terutama setelah aksi 212.

"Seorang dai harus menjaga nawaitu, harus tahu pukul berapa sekarang, dan harus terbenteng di hati umat," kata Syuhada, Senin (16/1).

Ia menegaskan, tiga prinsip itu selalu disampaikan Mohammad Natsir saat memberikan pelatihan kepada dai-dai, dan dakwah secara praktis dinilai harus bisa berlandaskan prinsip itu. Syuhada menerangkan, niat berdakwah harus jadi titik tekan pertama, karena banyak dai yang nawaitunya berubah.

Dai, lanjut Syuhada, tidak boleh pula berhenti mengikuti perkembangan yang ada, karena pemahaman situasi sangat erat dengan seperti apa dakwah akan dilakukan. Menurut Syuhada, kesadaran akan perkembangan yang ada harus dimiliki setiap dai, termasuk untuk mendeteksi adanya ancaman.

Terakhir, Syuhada menuturkan, dai-dai saat ini harus bisa terbenteng di hati umat, jangan sampai terbenteng di hati pejabat. Ia menilai, benteng itu harus dipupuk dengan mau turun dan menyapa hati umat dengan ahlak, dan menyapa akal umat dengan ilmu.

"Kita harus bisa menyapa dan membela umat, setidaknya itu yang senantiasa diingatkan Mohammad Natsir," ujar Syuhada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement