Senin 16 Jan 2017 16:28 WIB

DMI Gelar Diskusi Strategi dan Perspektif Dakwah Pasca-212

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Mantan Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Ustadz Syuhada Bahri (kiri), Dosen Universitas Islam Antarbangsa (UIA) Malaysia Sohirin Mohammad Sholihin menjadi pembicara dalam diskusi strategi dan perspektif dakwah pasca 212, Jakarta, Senin (16/1).
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Mantan Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Ustadz Syuhada Bahri (kiri), Dosen Universitas Islam Antarbangsa (UIA) Malaysia Sohirin Mohammad Sholihin menjadi pembicara dalam diskusi strategi dan perspektif dakwah pasca 212, Jakarta, Senin (16/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dewan Masjid Indonesia (DMI) menggelar diskusi strategis dan perspektif dakwa pasca-212. Diskusi bertempat di kantor PP Dewan Dakwah di Masjid Istiqlal.

Diskusi bertemakan Strategi dan Perspektif Dakwah Pasca 212, sesuai buku fiqhud dakwah Pendiri Partai Masyumi Mohammad Natsir. Ketua PP DMI Bidang Sarana, Hukum dan Wakaf, Natsir Zubaidi, mengingatkan, dakwah merupakan ajakan dan bukan paksaan.

Kata dia, hal itulah (dakwa bukan paksaan, red) yang harus menjadi formula sentral dai-dai di Indonesia dalam menjalankan dakwah kepada umat, sehingga harus bisa membuat nyaman orang yang mendengarkan. "Dakwah adalah ajakan bukan paksaan, ini yang jadi formula sentral," kata Natsir, Senin (16/1).

Natsir mengatakan, berdakwah sendiri tidak bisa instan, tapi harus melalui proses-proses yang panjang, termasuk kajian yang ada di dalamnya. Namun, dia melihat, dakwah di dalam konteks keluarga di Indonesia masih belum berhasil, lantaran tingginya angka perceraian di banyak daerah.

Untuk itu, Natsir menekankan, pentingnya umat Islam di Indonesia memiliki peta dakwah. Sedangkan, sebagai suatu bangsa, sudah lama meraih kemerdekaan.

Selain itu, Natsir menuturkan, seorang dai memerlukan banyak persiapan, terutama adab dari dai-dai yang menyampaikan. "Sehingga, khasanah dakwah tidak cuma ada di pikiran, tapi di hati umat," ujarnya.

Diskusi dihadiri sejumlah pembicara seperti Dosen Universuty Antar Bangsa Kuala Lumpur Sohirin Sholihin, Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Muhammad Siddiq dan mantan Ketua DDII Syuhada Bahri. Selain itu, diskusi dihadiri mahasiswa dari banyak perguruan tinggi Islam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement