Senin 09 Jan 2017 06:15 WIB

Pasti Masuk Surga

Surga (ilustrasi)
Foto: blogspot.com
Surga (ilustrasi)

Oleh:  Rakhmad Zailani Kiki*

 

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Suatu hari malaikat Jibril datang menemui Rasulullah SAW dalam keadaan yang berubah mukanya dan ketakutan. Maka Rasulullah SAW bertanya, "Mengapa aku melihat engkau berubah muka, wahai Jibril?"

 

Malaikat Jibril menjawab,"Wahai Muhammad, aku datang kepadamu pada saat di mana Allah menyuruh supaya dikobarkan api neraka, maka tidak layak bagi orang yang mengetahui bahwa neraka Jahanam itu benar, siksa kubur itu benar, siksa Allah terbesar itu, untuk bersuka-suka sebelum ia merasa aman daripadanya."

Rasulullah SAW terdiam beberapa saat lalu bertanya, "Wahai Jibril, jelaskan kepadaku sifat neraka Jahanam itu sesungguhnya."

Malaikat Jibril menjawab, "Baiklah, ketika Allah menjadikan Jahanam maka dinyalakanlah selama seribu tahun hingga berwarna merah, kemudian dilanjutkan seribu tahun hingga putih, kemudian seribu tahun sehingga hitam, maka ia hitam gelap, tidak pernah padam nyala dan baranya. Demi Allah yang telah mengutus engkau dengan hak, andaikan terbuka neraka itu sebesar lubang jarum niscaya akan dapat membakar penduduk dunia semuanya karena panasnya. Demi Allah yang mengutus engkau dengan hak, andaikan satu baju ahli neraka itu digantung di antara langit dan bumi niscaya akan mati penduduk bumi karena panas dan baranya.  Demi Allah yang mengutus engkau dengan hak, andaikan satu pergelangan dari rantai yang disebut Allah dalam Alquran itu diletakkan di atas bukit, niscaya akan cair sampai ke bawah bumi yang ketujuh. Demi Allah yang mengutus engkau dengan hak, andaikan seorang di ujung Barat tersiksa, niscaya akan terbakar orang-orang yang di ujung Timur karena sangat panasnya. Neraka Jahanam itu sangat dalam dan perhiasannya adalah besi, minumannya air panas bercampur nanah dan pakaiannya potongan api. Api neraka itu mempunyai tujuh pintu, di mana tiap-tiap pintu ada bagian yang tertentu dari orang laki-laki dan perempuan."

Rasulullah  SAW kembali bertanya, "Apakah pintu-pintunya bagaikan pintu-pintu rumah-rumah kami?" Malaikat Jibril menjawab, "Tidak, tetapi selalu terbuka, setengahnya di bawah dari lainnya, dari pintu ke pintu jaraknya adalah perjalanan tujuh puluh ribu tahun, tiap pintu lebih panas dari yang lain tujuh puluh ribu tahun, tiap pintu lebih panas dari yang lain tujuh puluh kali ganda."

Kemudian, Jibril melanjutkan,  "Maka digiring ke sana musuh-musuh Allah SWT sehingga bila telah sampai ke pintunya maka disambut oleh malaikat-malaikat Zabaniyah dengan rantai dan belenggu, kemudian rantai itu dimasukkan ke dalam mulut mereka hingga tembus ke pantat, dan diikat tangan kirinya ke lehernya, sedang tangan kanannya dimasukkan dalam dada dan tembus ke bahunya, dan tiap-tiap manusia itu digandeng dengan syaitannya lalu diseret tersungkur mukanya sambil dipukul oleh para malaikat dengan pukulan besi, dan tiap mereka ingin keluar karena sangat risau, tetapi kemudian ditanamkan ke dalamnya."

Rasulullah  SAW bertanya lagi, "Siapakah penghuni tiap-tiap pintu itu?" Malaikat Jibril menerangkan penghuni tiap-tiap pintu neraka hingga pintu neraka yang kelima tempatnya umat Yahudi dan keenam untuk umat Nasrani. Kemudian, malaikat Jibril terdiam cukup lama sehingga Rasulullah SAW bertanya, "Mengapa tidak engkau terangkan penghuni pintu neraka ketujuh?"

Malaikat Jibril hanya terdiam. Lalu Rasulullah SAW bertanya lagi. Malaikat Jibril pun masih tetap diam. Rasulullah SAW mendesak lagi hingga akhirnya Jibril berkata, "Umatmu wahai Muhammad…. Di dalamnya orang-orang yang berdosa besar dari umatmu yang sampai mati belum sempat bertaubat."

Mendengar jawaban malaikat Jibril, Rasulullah SAW langsung jatuh pingsan. Malaikat Jibril kemudian merangkul Rasulullah SAW dan meletakkan tubuh baginda Nabi SAW di atas pangkuannya. Tidak berapa lama Rasulullah SAW sadar dan langsung menangis bersimbah air mata. Sambil terisak-isak Rasulullah SAW bertanya,"Wahai Jibril, sungguh besar kerisauanku dan sangat sedihku, apakah memang ada di antara umatku yang akan masuk neraka?"

"Benar wahai Muhammad, pelaku dosa besar di antara umatmu yang belum bertaubat," jawab malaikat Jibril. Kemudian Rasulullah  SAW semakin menangis dan malaikat Jibril pun ikut menangis. Riwayat hadis di atas masih panjang untuk dituliskan yang memberikan gambaran kepada kita, umat Rasulullah Muhammad SAW, betapa sangat cintanya beliau kepada kita semua, bahkan kepada para pelaku dosa besar dari umatnya.

Beliau ingin semua umatnya masuk surga, tanpa kecuali. Maka, di hadis terakhir sebelum beliau wafat dikisahkan, ketika ruh Rasulullah mau dicabut oleh malaikat Izrail, beliau bertanya kepada malaikat Izrail, "Kenapa malaikat Jibril tidak datang menyertainya?" Kemudian dipanggillah malaikat Jibril dan ia datang ke rumah Rasulullah SAW . Setelah itu, Rasulullah SAW  bertanya pada malaikait Jibril mengenai haknya ketika di hadapan Allah.

Malaikat Jibril menjelaskan, bagi Rasululah SAW akan dibukakan pintu-pintu langit dan semua malaikat akan menyambut Ruhnya. Semua surga akan terbuka lebar menunggu kedatangan Rasulullah SAW. Tapi, hal tersebut tidak lantas membuatnya lega. Hingga malaikat Jibril bertanya apakah kabar tersebut tidak membuatnya bahagia. Rasulullah SAW menanyakan tentang nasib umatnya kelak. Malaikat Jibril pun menenangkan Rasulullah SAW dan malaikat Jibril menjelaskan, Allah pernah berfirman, surga adalah tempat yang diharamkan bagi semua orang, kecuali umat Nabi Muhammad SAW. Setelah penjelasan tersebut, Rasulullah SAW terlihat lega, dan kemudian Malaikat Izrail mulai mencabut ruh beliau.

Akhir kalam, dari keterangan hadis terakhir di atas, maka berbahagialah wahai umat Islam karena seluruh umat Nabi Muhammad SAW pasti masuk surga! Pernyataan "seluruh umat Islam pasti masuk surga" harus diyakini, dimani, oleh umat Islam dan disyiarkan terus menerus oleh para dai dalam menghadapi propaganda pihak lain bahwa hanya mereka yang pasti masuk surga karena sudah ditanggung seluruh dosa-dosa mereka, sedangkan umat Islam belum tentu sebab tidak ada jaminan yang pasti dan tidak ada yang menanggungnya.

Lalu, buat apa beragama Islam jika tidak pasti masuk surga? Dalam beberapa kasus yang menimpa orang-orang Islam yang lemah imannya, propaganda ini cukup efektif untuk menggoyahkan iman dan tidak sedikit yang menjadi murtad karenanya. Namun bedanya, menurut ajaran Islam, bagi para pelaku dosa besar dari umat Islam  yang tidak sempat tobat saat kematian menjemput harus masuk dahulu di neraka jahannam untuk dibersihkan dan disucikan sebelum masuk ke surga, sebagai bentuk lain dari  kasih sayang Allah SWT, karena surga hanya untuk orang-orang yang bersih dan suci.

*Kepala Divisi Pengkajian dan Pendidikan Jakarta Islamic Centre

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement