Jumat 25 Nov 2016 22:26 WIB

Peggy Melati Sukma Siap Hadiri Dzikir Nasional

Rep: hafidz muftisani/ Red: Damanhuri Zuhri
Peggy Melati Sukma
Foto: Republika/Musiron
Peggy Melati Sukma

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harian Republika akan kembali menggelar Dzikir Nasional pada 30 hingga 31 Desember 2016 di Masjid at-Tiin, Jakarta. Mengambil tema Indonesia Ikhlas, beragam acara akan digelar selama dua hari penyelenggaraan.

Founder Urban Syiar Project, Peggy Melati Sukma, mendukung penyelenggaraan Dzikir Nasional 2016. Peggy sendiri memastikan akan hadir mengisi salah satu sesi, pada Sabtu (31/12) sore nanti. Rencananya, selain Peggy, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa juga akan memberikan tausiyah.

Peggy mengaku bersyukur bisa ambil bagian dalam Dzikir Nasional 2016. Sebab, tahun lalu, ia belum bisa memenuhi undangan untuk bersilaturahim dengan jamaah Dzikir Nasional. "Qadarullah tahun ini semoga ada umur. Saya dukung hajat besar Republika," ujar Peggy saat berkunjung ke kantor Harian Republika di Jakarta, Kamis (24/11).

Peggy menilai, tema Indonesia Ikhlas memiliki makna yang dalam. Ia mengaku baru saja membaca soal ikhlas dari tulisan almarhum KH Ali Mustafa Yakub. Ikhlas, kata dia, berasal dari kata khalas yang bermakna membersihkan atau menyucikan. "Kita sebagai hamba berjuang menyucikan dua hal, akidah dan ibadah," katanya.

Mengutip penjelasan KH Ali Mustafa Yakub, Peggy menjelaskan, ikhlas dalam akidah adalah seperti yang termaktub dalam surah al-Ikhlas. Surah al-Ikhlas menjelaskan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT. "Jadi hidup fokus hanya kepada Allah saja," kata mantan artis sinetron ini.

Sementara, ikhlas dalam ibadah adalah dengan menunjukkan ketaatan kepada Allah SWT. Ketaatan kepada selain Allah pun harus dalam rangka menaati perintah Allah. "Misal, taat pada ulama, pada ulil amri itu karena Allah yang meminta kita taat, Allah yang menyuruh," ujarnya.

Peggy memaknai Dzikir Nasional 2016 sebagai sarana penyegaran bangsa Indonesia untuk berbuat ikhlas. Tugas manusia adalah saling menolong dan mengingatkan. Salah satunya lewat ajang Dzikir Nasional 2016. "Semoga keikhlasan menjadi kesadaran kolektif dan membuat negeri ini jadi lebih baik," ujarnya.

Wakil Pemimpin Redaksi Republika, Nur Hasan Murtiaji, menambahkan, tema Indonesia Ikhlas dalam Dzikir Nasional 2016 sengaja diketengahkan, mengingat saat ini ikhlas seolah menjadi barang langka. "Banyaknya korupsi itu karena nilai ikhlas sudah terkikis. Padahal, Hamka sejak tahun 50-an sudah mengingatkan bab ikhlas ini," ujar Hasan.

Hasan berharap, Indonesia Ikhlas nantinya bukan hanya berhenti menjadi tema Dzikir Nasional 2016. Namun, bisa bertransformasi menjadi sebuah gerakan. "Semoga ini jadi gerakan bersama," ujarnya.

Ia menjelaskan, dalam Dzikir Nasional 2016 akan digelar berbagai acara dan kegiatan untuk masyarakat. Pada Jumat (30/12), aksi donor darah bersama PMI dan gerakan Masjid Kita bersama grup musik religi, Debu, menjadi sajian utama.

Sementara pada Sabtu (31/12), akan digelar Pesantren Matematika dan Sains yang akan diikuti ratusan anak-anak. "Ini upaya kita untuk menunjukkan di masjid juga bisa belajar ilmu sains," ungkap Hasan menjelaskan.

Pada sore harinya, selain ada tausiyah dari Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dan Peggy Melati Sukma, Dzikir Nasional akan diisi oleh para ulama dan tokoh agama hingga malam pergantian tahun.

Beberapa ulama yang akan mengisi Dzikir Nasional 2016 antara lain KH Arifin Ilham, Habib Luthfi bin Yahya, KH Ma'ruf Amin, Ustaz Yusuf Mansur, Haedar Nashir, Hidayat Nur Wahid, Ustaz Tengku Zulkarnaen, dan Ridwan Hasan Saputra. "Pada malam harinya kita juga akan meluncurkan portal komunitas haji dan umrah www.ihram.co.id,"  kata Hasan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement