Kamis 08 Dec 2016 17:35 WIB

Santri Lapas Tangerang Shalat Ghaib untuk korban Gempa Aceh

Rep: Crystal Liestia Purnama/ Red: Agung Sasongko
 Foto aerial evakuasi di reruntuhan ruko di Pasar Meureudu, Pidie Jaya, NAD, Kamis (8/12).
Foto: Republika/ Wihdan
Foto aerial evakuasi di reruntuhan ruko di Pasar Meureudu, Pidie Jaya, NAD, Kamis (8/12).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Warga binaan Lapas Pemuda Klas II A Tangerang melaksanakan shalat ghaib untuk korban gempa bumi di Aceh. Shalat ghaib yang dilaksanakan sebelum menunaikan shalat Ashar tersebut terlihat khidmat dan khusyuk.

Para jamaah shalat ghaib itu terlihat khidmat saat berdoa. Mereka mendoakan agar korban gempa bumi di Aceh diterima di sisi Allah swt. Mereka juga mendoakan agar tidak ada korban tambahan, dan terjadi gempa bumi susulan yang membahayakan nyawa warga Aceh.

Puluhan warga binaan yang juga santri di sana terbiasa shalat berjamaah di masjid yang berada di dalam lapas. Bahkan setiap harinya mereka juga mengaji Alquran di blok santri.

Salah satu petugas lapas, Fikri menjelaskan blok santri tersebut memang berisi para santri yang dipidana di lapas itu. Akhirnya, dari blok santri itu berdiri seperti pondok pesantren yang mengajarkan baca tulis Alquran kepada para napi.

"Di sini ada yang lulusan Mesir juga, lalu dia yang memgajarkan mengaji kepada para santri-santri tersebut," ujar Fikri di Lapas Pemuda Klas II A Tangerang, Kamis (8/12).

Santri yang dimaksud Fikri adalah napi binaan lapas yang ikut mengaji. Bahkan mereka kemudian diklasifikasikan menjadi tiga kelas mengaji. Kelas pertama yaitu kelas Iqro', kelas selanjutnya kelas Juz Amma dan kelas tertinggi kelas Alquran.

Tidak hanya itu, mereka juga ada yang belajar menghafalkan Alquran.

Petugas lapas yang juga Pembina Santri, Makmun, menjelaskan para santri lapas itu juga aktif merayakan hari-hari besar Islam. Bahkan saat peringatan Maulid Nabi beberapa waktu lalu, kata dia, pihaknya mengundang dai terkenal untuk memberikan ceramah agama kepada seluruh warga binaan.

Bahkan, para santri lapas itu juga jago dalam dunia seni Islam Marawis. Terlihat beberapa piala penghargaan telah didapatkan oleh kelompok marawis saat memenangkan beberapa kompetisi di luar lapas. Mereka juga sudah sering tampil keluar jika ada yang mengundang.

"Iya mereka juga keluar kalau ada yang mengundang. Piala-piala ini juga dapat dari lomba," kata Makmun.

Sementara itu, salah satu napi, Rokhim, mengaku para napi akan stres jika tidak ada siraman rohani. Dia yang juga sering mengikuti pengajian di lapas mengaku kembali belajar membaca Alquran ketika berada di lapas.

"Bayangin orang di lapas itu pada stres semua, banyak yang sudah diceraikan istrinya. Kalau enggak ada begini makin stres mereka," tuturnya.

Sholat ghaib yang dilakukan para santri lapas tersebut menurut Makmun sebagai ungkapan bela sungkawa yang mendalam oleh mereka. Sebab, mereka hanya bisa melakukan sholat ghaib untuk para korban yang telah meninggal dunia akibat gempa bumi berkekuatan 6,4 skala richter itu, bukan sumbangan dana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement