Rabu 07 Dec 2016 16:09 WIB

Begini Bela Negara dan Bangsa Melalui Masjid

Rep: Fuji E Permana/ Red: Damanhuri Zuhri
Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal Gatot Nurmantyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat Dewan Masjid Indonesia menutup Rapat Kerja Nasional (Rakernas) II DMI di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, 7 Desember 2016.

Di penghujung acara Rakernas tersebut, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menjadi pemateri Bela Negara. Karena peran Masjid dinilai sangat penting untuk membela negara dan membangun bangsa. Jenderal Gatot mengatakan, Masjid di Indonesia berbeda dengan Masjid di negara lain.

Masjid yang ada di Indonesia bukan milik negara, tapi milik masyarakat karena masyarakat yang membangunnya dengan cara bergotong royong. Pasti di Masjid mengajarkan tentang kehidupan yang baik berdasarkan aturan-aturan Islam.

"Pasti itu ada, untuk bela negara dan hal-hal baik, dari dulu sejak perjuangan dulu, semua perjuangan dikobarkan dari Masjid," kata Jenderal Gatot kepada Republika usai penutupan Rakernas II DMI, Rabu (7/12).

Menurut Panglima TNI, sekarang masjid yang ada harus diramaikan dengan kuliah subuh dan pelajaran lainnya. Artinya, Masjid bukan hanya tempat ibadah tapi juga tempat belajar setiap saat.

Ketika tausiyah memakai pengeras suara, orang-orang yang tidak datang ke Masjid pun tetap bisa mendengarkan dan belajar. Karenanya, ia mengimbau, jangan ada tausiyah yang menggunakan bahasa kasar di masjid.

Ketua Bidang Sarana, Hukum dan Wakaf PP DMI, Natsir Zubaidi mengatakan, mitra kerja Dewan Masjid sekarang sudah melihat potensi Masjid karena Masjid mempunyai peran yang cukup besar untuk pembangunan umat dan bangsa Indonesia.

Melalui Masjid-masjid yang tersebar di seluruh Indonesia bisa mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat.

"Misalnya mensosialisasikan program keumatan dan keIndonesiaan," ujarnya.

Sesuai tema Rakerna II DMI yakni Memakmurkan dan Dimakmurkan Masjid, Berdayakan Masjid untuk Ummat dan Bangsa. Ke depannya, DMI akan fokus pada upaya memakmurkan Masjid dan dimakmurkan Masjid. Natsir menjelaskan, ada beberapa program yang akan menjadi fokus perhatian.

Salah satunya, Masjid akan didorong untuk mengenal ekologi. Jadi, pengurus dan jamaahnya harus bisa menciptakan sanitasi, tempat wudhu dan lingkungan yang bersih di sekitar Masjid. Mereka juga bisa membuat gerakan penanaman pohon di lingkungannya.

Ia menerangkan, DMI juga sudah bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN). Sebab, ancaman narkoba terhadap Bangsa Indonesia sangat berbahaya.

Sehingga, diperlukan peran Masjid untuk memerangi narkoba dengan cara memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada jamaah Masjid yang terdiri dari anak-anak, remaja dan orang tua. "Bisa dikatakan memerangi narkoba melalui Masjid dan Jamaah Masjid," jelasnya.

Ia menambahkan, kedepannya juga akan mendorong Masjid untuk mempunyai program pendidikan. Minimal pendidikan untuk anak usia dini. Sebagai langkah dan upayanya, DMI bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kementerian Agama Republik Indonesia.

Sementara, untuk mewujudkan konsep memakmurkan dan dimakmurkan Masjid. Natsir menilai, kedepannya Masjid perlu didorong untuk memiliki badan usaha. Misalkan Masjid mempunyai toko di lingkungan sekitar Masjid atau di pasar. Nantinya, keuntungan dari toko tersebut dipakai untuk memakmurkan Masjid dan memakmurkan jamaahnya.

Selain itu, dikatakan dia bisa juga dengan konsep lain. Contohnya, Masjid mempunyai lembaga pendidikan semacam kursus. Bisa juga masjid dijadikan sebagai objek wisata jika memiliki nilai histori atau potensi.

Selain itu, jika arsitektur Masjidnya sangat bagus, berpotensi juga untuk dikunjungi jamaah dari berbagai daerah. Sehingga bisa menciptakan potensi perekonomian yang baik bagi masyarakat di sekitarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement