Rabu 07 Dec 2016 12:58 WIB

Kisah 'Sang Pelindung' Masjid Nabawi yang Akhirnya Buta

Husam Subhi
Foto: al-arabiya,net
Husam Subhi

REPUBLIKA.CO.ID, Petang itu, Selasa (5/7), Husam as-Subhi, terluka parah ketika sebuah bom bunuh diri meledak  di Masjid Nabawi, Madinah, menjelang waktu berbuka puasa Ramadhan. Tentara dari Divisi Darurat itu langsung di bawa ke Rumah Sakit Madinah al-Munawwarah dan dirujuk ke Rumah Sakit Militer, Riyadh. 

Husam masih teringat betul, detik-detik akhir bersama keempat rekan sesama tentara yang gugur syahid menghalangi pelaku. Mereka adalah Hani as-Subhi, Abdul Majid al-Harbi, Muhammad al-Maulid, dan Abdurrahman al-Juhni.  

Ketika itu, kelima sahabat yang bertugas menjaga Masjid Nabawi itu tengah menikmati hidangan berbuka puasa. Semula suasana di sekitar masjid memang cukup tenang, aman, dan terkendali. Hingga pelaku teror yang belakangan diketahu berafiliasi ke Kelompok Teroris ISIS datang membawa kardus. 

Tak ada yang menyangka jika barang yang dibawa si pelaku berisikan bom pembawa kehancuran dan kematian. Mereka berpikir awalnya malah pelaku membawa hidangan berbuka yang hendak didistribukan ke jamaah masjid. 

Gerak-gerik mencurigakan sempat dibaca oleh kelima sahabat itu dan sempat pula dihadang. Namun, ternyata, semua terlambat. ‘Blarrrrr’, bom itu meledak keras. Keempat tentara itu meninggal dunia seketika. Sementara Husam, terluka parah. 

Husam sempat mengalami masa kritis, namun alhamdulilah, Allah SWT memberikan kesembuhan meski dia harus kehilangan penglihatan kedua matanya. 

Dia tak pernah menyesal atas musibah ini, dan tetap tegar. Bahkan, kedua orang tuanya bangga dengan pengorbanan sang anak melindungi Masjid Nabawi. 

“Kami sebagai orang tua bangga atas pengorbanannya atas kesucian masjid dan tanah kami,” kata Shalih Subhi, ayah Husam, seperti dikutip dari al-arabiya, Rabu (7/12).     

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement