Senin 05 Dec 2016 14:12 WIB

Kemenag Perlu Menggalakkan Mengaji di Kalangan Pelajar

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agus Yulianto
Santri sedang belajar membaca Alquran.
Foto: Antara
Santri sedang belajar membaca Alquran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama dan pihak terkait perlu menggalakkan mengaji. Pasalnya, hingga saat ini, tingkat literasi Alquran di kalangan pelajar nasional, masih berada pada level sedang.

Karena itu, kata Mantan Rektor Institut Ilmu Quran (IIQ) Jakarta Ahsin Sakho Muhammad, anak-anak SD dan TK perlu digalakkan lebih intensif dalam pembelajaran Alquran sehingga saat SMP kemampuan membaca Alquran sudah mantap. Sebab, siswa SMA waktunya makin sedikit untuk belajar Alquran dan sudah disibukkan dengan pembelajaran lain. Memang perlu dipikirkan semua kalangan. Kemenag, pesantran, madrasah, juga pemerintah daerah.

Kalau aturan kemampuan baca tulis Alquran plus mengartikan jadi syarat pendamping kelulusan, kata Ahsin, tentu bagus. Sekolah swasta bisa melakukan itu, diaman anak-anak tidak bisa naik kalau tidak bisa membaca Alquran.

"Tapi kalau ada perda semacam itu, perangkatnya siap tidak? Misalnya di daerah ada sekian juta anak sekolah, apakah sekolah dan guru siap mengajarkan itu? Maka semua komponen masyarakat kita ajak untuk mengajarkan anak baca Alquran,'' tutur Ahsin, Senin (5/12).

Kalau perlu, dia menyarankan, ada sensus anak-anak yang belum bisa membaca Alquran di satu RT lalu diajak mengaji. Masjid bisa buat 'Gerakan Ayo Mengaji' yang intinya menggiring anak-anak untuk mengaji.

Kalau ada kompleks perumahan jauh dari masjid, masyarakat bisa mengurusi yang mudah dulu, permukiman yang ada mushala dan masjidnya. Mushala difungsikan memberi layanan Alquran. Kalau itu ada, masyarakat juga akan berterima kasih. Hal ini juga soal kepedulian di masyarakat.

Sebelumnya, Pusat Litbang Lektur dan Khazanah Keagamaan Kementerian Agama telah melakukan penelitian Indeks Literasi Alquran siswa SMA. Dalam skala penilian 1 sampai 5, penelitian ini menemukan bahwa indeks literasi Alquran siswa SMA secara nasional berada dalam kondisi sedang dengan indeks rata-rata 2,44.

Penelitian ini dilakukan terhadap 3.710.069 siswa SMA negeri ataupun swasta dari total populasi siswa SMA sekitar tujuh juta siswa di seluruh Indonesia. Ada empat aspek yang dinilai, yaitu membaca (indeks 2,59) dan menulis (2,2) dimana keduanya masuk kategori sedang. Aspek mengartikan bacaan Alquran berada dalam kategori rendah (1,87), dan aspek menghafal dalam kategori tinggi (3,03).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement