Kamis 29 Sep 2016 12:43 WIB

Dewan Islam Windsor Ajukan Petisi Akhiri Islamofobia

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Agus Yulianto
Zunera Ishaq, muslimah yang menolak melepaskan cadarnya saat sumpah kewarganegaraan di Kanada
Foto: nytimes.com
Zunera Ishaq, muslimah yang menolak melepaskan cadarnya saat sumpah kewarganegaraan di Kanada

REPUBLIKA.CO.ID, WINDSOR -- Dewan Islam Windsor, Kanada, meminta umat Islam dan non-Muslim menandatangani petisi untuk mengakiri Islamofobia. Ketua Dewan Islam Windsor Maher el Masri mengatakan, Islamofobia harus segera dihapus.

"Kami harus mengambil langkah pasti agar kita dapat hidup toleran di Kanada," ujar el Masri dilansir dari Windsor Star, Rabu (28/9). Petisi ini disponsori oleh anggota parlemen dari partai Liberal Frank Baylis.

Baylis mengatakan, Islam telah ada sejak 1.400 tahun lalu dan merupakan agama dengan 1,5 miliar penganut di seluruh dunia. Ini menyatakan, umat Islam telah memainkan peranan penting dalam perkembangan perdaban manusia baik seni, budaya, kedokteran, dan sastra.

"Baru-baru ini, oknum ekstrimis telah melakukan tindakan teroris dan mengaku beragama Islam. Orang yang melakukan kekerasan dari sisi mana pun, tidak mencerminkan nilai dan ajaran Islam," pernyataan dalam petisi.

El Masri mengatakan, sejauh ini, petisi tersebut baru ditandatangani oleh 53 ribu dari 100 ribu orang untuk menjadi pertimbangan parlemen. "Masyarakat mendatangani untuk bersaksi bahwa radikalisme dan terorisme bukan bagian dari Muslim dan Islam. Hal itu, bukan berarti mereka, mereka juga mengutuk Islamofobia," kata dia.

Juli lalu, Windsor menandatangani piagam bersama enam komunitas di Kanada untuk mengakhiri Islamofobia dan diskriminasi serta fanatisme lain. Sedangkan petisi ini telah dimulai sejak Juni dan berakhir Oktober mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement