Kamis 29 Sep 2016 06:35 WIB

Usai Insiden Pengeboman Masjid, Pengamanan di Dresden Diperketat

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Damanhuri Zuhri
Pihak keamanan melakukan investigasi di lokasi pemboman bunuh diri di Masjid Al Hashahush di Sanaa, Yaman, Jumat (20/3).
Foto: EPA/Yahya Arhab
Pihak keamanan melakukan investigasi di lokasi pemboman bunuh diri di Masjid Al Hashahush di Sanaa, Yaman, Jumat (20/3).

REPUBLIKA.CO.ID, DRESDEN -- Pengamanan di Kota Dresden, Jerman, terus diperketat menyusul dua serangan bom yang menyasar masjid dan gedung konferensi di kota itu, awal pekan ini. Kelompok Islamofobia atau xenofobia pun dituding sebagai pihak yang bertanggung jawab di balik kedua insiden tersebut.

“Sampai sejauh ini tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab. Tapi kami bisa menyimpulkan bahwa serangan bom kali ini memiliki motif xenofobia,” ujar pimpinan polisi Dresden, Horst Kretzschmar, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (28/9).

Dua bom rakitan meledak di luar sebuah masjid dan pusat kongres di Dresden, Senin (26/9) lalu. Tak ada korban yang terluka oleh ledakan tersebut, meskipun imam masjid setempat, Hamza Turan, sedang berada di dalam bangunan ibadah itu bersama keluarganya ketika serangan berlangsung.

“Para pelaku sengaja menyerang kami. Mereka membenci kami hanya karena kami ini Muslim,” ungkap anak lelaki Turan yang masih berumur 10 tahun, kepada media Jerman.

Aksi pemboman di dua lokasi di Dresden kali ini terjadi menjelang perayaan ‘German Unity Day’ yang rencananya akan digelar pada akhir pekan depan. Perayaan itu sendiri diadakan untuk memperingati hari ulang tahun ke-26 reunifikasi Jerman Barat dan Timur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement