Rabu 28 Sep 2016 14:59 WIB

Kurikulum di Tennesse Amerika Hapus Asal Usul Islam

Muslim Amerika
Muslim Amerika

REPUBLIKA.CO.ID, TENNESSEE -- Dewan Pendidikan Tennessee setuju standar studi sosial baru untuk siswa sekolah menengah. Persetujuan ini akan secara dramatis mengurangi pelajaran pemahaman tentang Islam.

Selama proses revisi berlangsung, media lokal Kingsport Times melaporkan kalau tim penasehat pendidik menghapus bagian Islamic World, 400 A.D./C.E-1500s. Bagian yang dihapus meliputi asal-usul Islam, serta kehidupan dan ajaran Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Sejarah hubungan Islam dengan agama-agama lain, seperti Kristen dan Yahudi, turut ikut ke bagian yang terbuang. Selain itu, informasi tentang Alquran, serta seni dan beasiswa kepada Muslim, akan ikut terbuamg bersama bagian yang direvisi.

Direktur EKsekutif Dewan Pendidik Tennessee, Sara Heybourn, mengatakan ini merupakan proses berkelanjutan dan komprehensif untuk memastikan siswa memiliki satndar akademik tinggi. Rancangan baru ini tidak berasal dari keahlian praktis saja, tapi pengalaman guru-guru lain.

"Pelajaran tentang Islam akan terus berlanjut, bersama dengan semua agama besar di dunia," kata Heybourn seperti dilansir Huffington Post, Rabu (28/9).

Sementara, peneliti Islamofobia Georgetown University Bridge Initiative, Engy Abedlbaker, mengaku keberatan dengan standar kurikulum baru tentang Islam. Ia khawatir, banyaknya penambahan tidak memberi cukup waktu mengajarkan siswa tentang terorisme.

"Ini tentang bagaimana mengkondisikan kami di masyarakat, sedangkan kekerasan dan terorisme adalah satu-satunya lenas yang banyak digunakan orang saat melihat Islam dan Muslim," ujar Abdelkader.

Menurut laporan Pew Research Center pada 2014, populasi Muslim di Tennessee sendiri memang cuma satu persen, berbanding 81 persen Kristiani. Hampir 80 persne penduduk berasal dari negara-negara kulit putih, dan kurang dari lima persen berasal dari luar AS.

Kejahatan kebencian terhadap Muslim AS memang tengah berada di tingkat tertinggi sejak serangan 9/11, dan tidak semata dikarenakan serangan teror. Belakangan, kebencian itu diakibatkan retorika anti-Muslim di arena politik, dan minimnya pemahaman masyarakat tentang Islam dan agama itu sendiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement