Rabu 28 Sep 2016 11:55 WIB

Kanselir Jerman: Uni Eropa tak Bisa Tutup Pintu untuk Pengungsi Muslim

Rep: wahyusuryana/ Red: Damanhuri Zuhri
Kanselir Jerman, Angela Merkel
Foto: AP
Kanselir Jerman, Angela Merkel

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Angela Merkel menekankan negara-negara Uni Eropa harus menyediakan tempat penampungan bagi pengungsi. Ia berpendapat, itu harus dilakukan terlapas dari agama atau apapun iman para pengungsi.

Kanselir Jerman, Angela Merkel, menegaskan tanggung jawab kemanusiaan Eropa dan nilai-nilai kebersamaan, yang memang harus melindungi kebebasan beragama. Ia menerangkan, Eropa memiliki kewajiban kemanusiaan terhadap pengungsi yang melarikan diri, baik dari perang saudara di Suriah maupun dari ISIS di Irak.

Ia menegaskan, Eropa tidak boleh membuat perbedaan antara orang-orang melalui agama, apalagi mengatakan akan melindungi satu kelompok dan tidak yang lain. Menurut Merkel, ini harus tercermin dalam kebijakan setiap negara anggota di Uni Eropa.

"Ini pendapat sayam selalu pendapat saya, dan akan terus menjadi pendapat saya," kata Merkel seperti dilansir Anadolu Agency, Rabu (28/9).

Sementara itu, sayap kanan pemerintah populis Slovakia, Polandia dan Hungaria, keberatan merelokasi pengungsi Muslim dari Italia, Yunani dan Turki. Bahkan, mereka malah mengusulkan untuk menerima pengungsi beragama Kristen dalam jumlah terbatas.

Walau Dewan Uni Eropa tahun lalu sepakat memindahkan 160.000 pengungsi dari Italia dan Yunani, sejauh ini mereka baru merelokasi 5.000 orang. Merkel turut mengungkapkan keprihatinan atas memburuknya situasi kemanusiaan di Suriah, mengecam serangan udara yang mengorbankan sipil.

"Apa yang terjadi di Aleppo adalah kekerasan brutal terhadap rakyat, terhadap penduduk sipil ke tingkat yang benar-benar tidak dapat diterima," ujar Merkel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement