Selasa 27 Sep 2016 08:57 WIB

Muhammadiyah Buka Sekolah Darurat Korban Bencana di Sumedang

Rep: Amri Amrullah/ Red: Agus Yulianto
Pengungsi longsor mengungsi di GOR Tajimalela Sumedang
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Pengungsi longsor mengungsi di GOR Tajimalela Sumedang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di tengah-tengah dampak bencana banjir dan tanah longsor, pendidikan anak-anak haru tetap berjalan. Muhammadiyah Kabupaten Sumedang pun berinisiatif membuka sekolah darurat di posko bantuan bencana Sumedang.

Posko bantuan bencana Sumedang berlokasi di dua tempat. Pertama di GOR Tadjimalela dan kedua di Makodim 0610 Sumedang. Sementara itu, sekolah darurat yang diselenggarakan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Sumedang terdapat di Makodim 0610 Sumedang.

"Sekolah darurat didirikan oleh relawan Muhammadiyah dengan tujuan untuk memulihkan mental anak-anak korban bencana," ujar Wakil Ketua PDM Kabupaten Sumedang, Supala, dilansir dari situs resmi Muhammadiyah, Selasa (27/9).

Menurut Supala, terdapat 240 anak korban bencana yang mengikuti pendidikan di sekolah darurat ini. Kata dia, anak-anak ini mendapatkan pemulihan mental dari para guru yang berasal dari relawan Muhammadiyah.

Pengungsi yang berada di Markas Kodim 0610 Sumedang sepenuhnya dikelola oleh Muhammadiyah. Jumlah pengungsi di GOR Tadjimalela sebanyak 1.027 orang. Sementara pengungsi yang berada di Markas Kodim sebanyak 386 orang.

Supala mengatakan, bantuan yang diharapkan saat ini berupa bantuan alat pendidikan dan keperluan sekolah anak-anak bagi korban bencana. "Bantuan logistik seperti makanan dan minuman siap saji pun masih minim dan sangat dibutuhkan pengungsi di lokasi pengungsian," ujar dosen STAI Muhammadiyah Bandung ini.

Dari data yang tercatat, pada Senin (26/9), sekolah awal dimulai dengan diikuti sebanyak 196 anak atau siswa. Selasa hari ini, sekolah darurat ini masih digelar oleh PDM Sumedang. Metode yang digunakan dalam sekolah darurat ini, kata dia, adalah metode membangkitkan mental, keceriaan motivasi dan lainnya.

Menurutnya, lama waktu sekolah darurat ini, sampai selesainya penanggulangan bencana di Sumedang, dan pengungsi atau anak-anak bisa kembali ke rumahnya masing-masing. Yaitu setelah rumah pengungsi disiapkan atau didirikan kembali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement