Rabu 31 Aug 2016 16:48 WIB

Idul Adha di Indonesia Mungkin Berbeda dengan Arab

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Indira Rezkisari
Masjid Besar Baitullah di Kelurahan Bukit Lama, Palembang, Kamis (24/9) menyelenggarakan kurban hari raya Idul Adha sebanyak 20 ekor sapi dan tuju ekor kambing.
Foto: Republika/Maspriel Aries
Masjid Besar Baitullah di Kelurahan Bukit Lama, Palembang, Kamis (24/9) menyelenggarakan kurban hari raya Idul Adha sebanyak 20 ekor sapi dan tuju ekor kambing.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua PP Muhammadiyah Yunahar Ilyas mengungkap adanya peluang berbedaan perayaan Idul Adha antara Indonesia dengan Arab Saudi. Hal itu menurutnya akan berdampak pada puasa arafah yang dilakukan umat Muslim.

Ia mengatakan Muhammadiyah telah menetapkan hari raya Idul Adha jatuh pada 12 September 2016. Sehingga terbuka peluang besar untuk merayakannya bersamaan dengan warga Nahdlatul Ulama.

"Kita Idul Adha-nya hari Senin tanggal 12 september, sudah diumumkan ke semua kader kita secara nasional. Jadi bisa bareng dengan NU dan pemerintah soalnya bulan Zulkaidah mengalami pembulatan jadi 30 hari," katanya kepada Republika.co.id, Rabu (31/8).

Adapun ia memperkirakan masih harus menghadapi adanya peluang perbedaan dengan Arab Saudi meski persamaan perayaan di dalam negeri kemungkinan besar terwujud. Pasalnya, ia menilai metode rukyat murni yang digunakan pemerintah Arab bisa menjadi penyebab perbedaan itu. Ia pun mengkhawatirkan perbedaan bisa membuat umat Muslim bingung saat harus berpuasa arafah.

"Saudi punya rukyat murni enggak pakai hisab, kalau ada yang lapor melihat disumpah sudah masuk (bulan baru) enggak perduli angkanya berapa (derajat). Ya mudah-mudahan tidak beda, kalau beda umat kita agak bingung juga puasa arafahnya," ujarnya.

Selain itu, ia menilai lebih baik perbedaan terjadi antara Muhammadiyah dan NU ketimbang berbeda dengan Arab dalam hal penetapan Idul Adha. Sebab adanya komponen puasa arafah yang harus diperhitungkan.

"Dibandingkan beda Kemenag dengan Muhammadiyah, lebih berat beda dengan Arab karena menyangkut puasa arafahnya seperti tahun lalu, tahun lalu kan sidang Itsbat sama dengan Saudi, eh malah yang beda cuma Muhammadiyah. Masyarakat bingung puasa arafahnya, karena sudah masuk Idul Adha masa kita masih puasa," sebutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement