Rabu 31 Aug 2016 11:53 WIB

Banyak Cara Mengader Daiyah

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Agus Yulianto
Rumah Zakat memberangkatkan Suleha untuk berdakwah di Pedalaman Sulawesi.
Foto: RZ
Rumah Zakat memberangkatkan Suleha untuk berdakwah di Pedalaman Sulawesi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kaderisasi daiyah bisa dilakukan dengan aneka cara. Bagi para daiyah yang tidak memiliki latar belakang pendidikan ilmu dakwah, maka  program kaderisasi dan ketekunan menjadi kunci utamanya.

Rektor Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta Huzaemah T Yanggo mengatakan, semakin berkembangnya masyarakat dan teknologi informasi (TI) berdampak pada banyak masalah yang harus diselesaikan dari segi hukum fiqih dan butuh peran para dai dan daiyah. Sayangnya, Huzaemah melihat hal kurang diungkap di berbagai media.

"Kaderisasi dai termasuk dai wanita (daiyah) butuh pelatihan dan kursus, selain juga belajar di bangku kuliah. Meski tidak ada perguruan tinggi khusus, tapi jurusan dakwah di berbagai universitas Islam bisa untuk menimba ilmu," katanya.

Para dai juga bisa menggunakan pedoman dakwah yang berisi materi-materi dakwah. Di MUI ada pelatihan dakwah di komisi dakwah, meski tidak khusus untuk wanita.

Huzaemah mengimbau agar ada kaderisasi daiyah, terutama di ormas Islam, dengan memperbanyak pengajian, pelatihan, dan program kaderisasi daiyah. Selama ini, kata dia, majelis-majelis taklim diaktifkan oleh perempuan. "Selain bagian dari masyarakat, kaum ibu yang memimpin rumah tanggan dan mendidik anak-anak, butuh dakwah," ujarnya.

Media televisi juga perlu didorong untuk menampilkan lebih banyak daiyah. Dia mengkritisi daiyah yang muncul namun kurang bekal ilmu. Padahal, apa yang disampaikan bertentangan dengan hukum. Huzaemah mencontohkan, daiyah artis menyampaikan hukum yang salah karena yang disampaikan bukan bidangnya.

"Tentu bagus kalau mereka yang tidak punya latar belakang pendidikan dakwah umum mau juga menjadi dai. Yang penting ada kemauan, tekun, serta menyelaraskan kata dan perbuatan," ujar Huzaemah dalam siaran persnya, Rabu (31/8).

Huzaemah menilai, selama ini, daiyah yang muncul di televisi lebih karena faktor kedekatan. Padahal, banyak daiyah yang punya pengetahuan dan pemahaman Islam yang bagus. Kata dia, tiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ada yang banyak ilmu, tapi kurang bisa bicara di depan umum. "Namun, dia mumpuni kalau ditanya soal fikih," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement