Selasa 30 Aug 2016 14:56 WIB

Idul Adha, Tragedi WTC dan Kegelisahan Muslim AS

Muslim Amerika
Muslim Amerika

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Perayaan Idul Adha di Amerika Serikat tahun ini diperkirakan akan jatuh bersamaan dengan peringatan 15 tahun tragedi serangan World Trade Center pada 11 September. Sejumlah media Barat seperti New York Times menyebut ada kegelisahaan dari kalangan Muslim AS dengan waktu bersamaan itu.

Presiden Islamic Center of Long Island Habeeb Ahmed mengakui adanya kekhawatiran kesalahpahaman yang muncul di kalangan non-Muslim AS. Kesalahpahaman dimaksud yakni seolah Muslim merayakan tragedi itu.  "Lihat orang-orang Muslim ini, mereka merayakan 9/11," ujarnya.

Mayoritas warga AS yakin jika serangan WTC pada 2001 silam dilakukan oleh Alqaidah. Pascaserangan itu gelombang Islamofobia meningkat di negara Paman Sam ini. Pelecehan terhadap Muslim atau penistaan terhadap masjid berulangkali terjadi.

Baru-baru ini seorang imam dan pembantunya di Queens terbunuh. Kendati polisi tak menyebut motif pembunuhan terkait kebencian ras ataupun agama, namun hal itu telah memicu kekhawatiran di kalangan Muslim AS. Kondisi tersebut ditambah dengan retorika calon presiden AS dari Partai Republik Donald Trump yang kerap menyudutkan Muslim.

Akbar Ahmed, pemimpin Studi Keislaman Ibnu Khaldun di American University di Washington DC mengatakan kepada Independent, Muslim AS mungkin akan merasa perlunya untuk lebih waspada.    "Dalam atmosfer seperti ini, satu kekerasan dapat memicu kekerasan lainnya," ujarnya.

Baca juga, Muslim Amerika Takut Islamofobia Meluas Pascapenembakan San Bernardino.

Ahmed menilai gerakan anti-Muslim dipengaruhi oleh meningkatnya serangan teroris dari kelompok radikal atau mereka yang mengaku berafiliasi organisasi teror serta retorika tokoh-tokoh semacam Trump.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement