Rabu 24 Aug 2016 12:54 WIB

Kisah-Kisah Muslim yang Dipaksa Keluar dari Pesawat

Rep: Gita Amanda/ Red: Teguh Firmansyah
Sakina,  Ali,  Maryam
Foto: Facebook
Sakina, Ali, Maryam

REPUBLIKA.CO.ID, Diskriminasi terhadap penumpang pesawat Muslim terus terjadi. Awal pekan ini, tiga Muslim Inggris harus keluar dari pesawat Easy Jet dan menjalani interogasi. Ketiganya mengatakan, mereka menjadi korban perlakuan diskriminatif. Berikut lima kasus diskriminasi terhadap Muslim di pesawat. 

Membaca Tulisan Berbahasa Arab di Ponsel, Tiga Muslim Diturunkan dari Pesawat 

Tiga Muslim bersaudara Inggris mengklaim telah "diseret" dari pesawat Easy Jet dan diinterogasi oleh unit khusus. Mereka diminta turun dari pesawat setelah seorang penumpang melaporkan kepada awak pesawat bahwa ketiganya membaca teks berbahasa Arab terkait Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di telepon selular mereka.

Tiga bersaudara itu bernama Sakina, Ali, dan Maryam Dhara, asal London. Kepada Middle East Eye, Selasa (23/8), ketiganya mengatakan dibawa keluar pesawat pekan lalu dan diinterogasi oleh Unit Khusus Kontraterorisme Polisi Essex.

Mereka diturunkan setelah seorang penumpang wanita menduga salah satu dari mereka membaca teks berbahasa Arab yang berhubungan dengan ISIS. Dua dari tiga bersaudara tersebut tampak mengenakan jilbab.

Tiga bersaudara Dhara tersebut mengatakan, mereka dikelilingi oleh polisi bersenjata dan diinterogasi selama lebih dari satu jam di luar pesawat. Penerbangan Easy Jet ditunda lebih dari satu jam setelah pengaduan, meski ketiga bersaudara akhirnya diizinkan untuk naik.

Polisi Essex mengonfirmasi hal itu kepada Middle East Eye bahwa mereka telah dihubungi setelah adanya laporan kekhawatiran tentang perilaku tiga orang yang sedang melihat ponsel mereka. Petugas bandara telah berbicara dan memeriksa ponsel ketiganya dengan persetujuan. "Mereka dengan cepat membuktikan bahwa tak ada pelanggaran yang dilakukan," kata polisi.

Menurut status Facebook yang ditulis oleh Maryam Dhara, bungsu dari tiga bersaudara, mereka ditanya tentang masjid mana yang mereka datangi dan apakah mereka berbicara bahasa Inggris meski warga negara Inggris.

Maryam juga mengatakan bahwa tak ada saudaranya yang membaca Alquran atau tulisan berbahasa Arab di ponsel mereka. "Pengalaman itu membuat kaget dan juga memprihatinkan karena mengucapkan Allah Mahabesar saja bisa disamakan dengan terorisme," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement