Rabu 27 Jul 2016 07:48 WIB

Muslim Prancis Kecam Serangan di Gereja Saint Etienne

Rep: wahyu suryana/ Red: Muhammad Subarkah
Tentara Prancis berjaga di gereja di Saint-Etienne-du-Rouvray, Normandy, Prancis, Selasa, 26 Juli 2016. Dua pria menyerang gereja dan menyandera sejumlah jemaat. Serangan menewaskan pendeta 84 tahun.
Foto: AP Photo/Francois Mori
Tentara Prancis berjaga di gereja di Saint-Etienne-du-Rouvray, Normandy, Prancis, Selasa, 26 Juli 2016. Dua pria menyerang gereja dan menyandera sejumlah jemaat. Serangan menewaskan pendeta 84 tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, Saint Etienne -- Para pimpinan komunitas Muslim di Prancis mengecam serangan teror yang menimpa Gereja Saint Etienne du Rouvray. Ia pun meminta tokoh lintas agama untuk bersatu.

The France Council of the Muslim Faith atau Conseil francais du culte Musulman (CFCM), mengecam serangan itu sebagai tindakan yang menakutkan dan mengerikan. CFCN pun meminta para tokoh agama yang ada di Prancis, untuk mengekspresikan solidaritas kepada semua umat Katolik di Prancis.

"Mengimbau semua pemimpin lintas agama untuk bertemu, melawan ujaran kebencian ini," kata CFCM seperti dilansir The Local, Rabu (27/7).

Seruan ini diamini komunitas Muslim Conseil regional du CUlte musumam (CRCM), yang akan menggelar menit keheningan untuk para korban, Kamis (28/7) esok. Selain itu, Imam Masjid di Prancis utara tempat gereja yang diserang, mengaku terkejut atas pembunuhan kepada pendeta yang ia anggap sebagai teman.

"Saya tidak mengerti, semua doa untuk keluarganya dan umat Katolik," ujar Mohammed Karabila.

Karabila menceritakan, ia dan sang pendeta Jacques Hamel yang berusia 80 tahun, telah bertemu secara pribadi beberapa kali. Bahkan, ia ia mengenang percakapan keduanya telah menjadi bagian dari komite lintas agama di Prancis selama 18 bulan terakhir, tentang agama dan cara hidup bersama. (wahyusuryana)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement