Selasa 26 Jul 2016 19:23 WIB

Umat Islam Jangan Terbelah Memilih Pemimpinnya

Rep: Ratna Ajeng Tedjomukti/ Red: Agung Sasongko
Hakim Konstitusi Patrialis Akbar (kiri) bersama Direktur LIPIA Khalid Ad Daham (kanan) memberikan kuliah umum saat melakukan kunjungan ke kampus LIPIA di Jakarta, Jumat (15/4). (Republika/ Raisan Al Farisi )
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Hakim Konstitusi Patrialis Akbar (kiri) bersama Direktur LIPIA Khalid Ad Daham (kanan) memberikan kuliah umum saat melakukan kunjungan ke kampus LIPIA di Jakarta, Jumat (15/4). (Republika/ Raisan Al Farisi )

REPUBLIKA.CO.ID, SENTUL -- Hakim Konstitusi Mahkamah Konstitusi Patrialis Akbar prihatin karena umat bercerai berai dalam memilih pemimpinnya. Bahkan lebih memilih pemimpin non-Muslim. Padahal banyak yang dapat dipilih dari tokoh Islam.

"Banyaknya provokasi sehingga yang dipilih adalah pemimpin non-Muslim," jelas dia dalam memberikan sambutan di Pertemuan Dai se-Asia Tenggara, Selasa (26/7).

Menurutnya, banyak non-Muslim yang mengaku berjuang atas nama solidaritas, padahal dalam sejarah solidaritas umat Islam tidak boleh mengalahkan Akidah. Tetapi melihat kepada masa lalu, mereka memperjuangkan solidaritas ketika masih menjadi minoritas saat masuk sebuah negara dan sekarang telah menjadi mayoritas mereka menghancurkan umat Islam seperti di Palestina.

Patrialis mengingatkan kader bangsa khususnya umat Islam tidak lengah dan malas untuk mengisi jabatan di negara ini. Karena di beberapa tempat dan negara non-Muslim telah menguasai jabatan strategis di lembaga berbagai negara.

"Ketika putusan berada di tangan non-Muslim, maka umat Islam yang selalu dirugikan," jelas dia.

Sebagai hakim di Mahkmah Konsitusi, Patrialis berusaha untuk menentukan arah perjalanan bangsa ini. Salah satunya menjaga agar hak dasar umat muslim tidak bertentangan dengan kebijakan dan undang-undang negara. Begitu juga sebelumnya saat dia menjadi Memkumham sebisa mungkin berusaha berdakwah seluas-luasnya agar umat Islam kembali kepada Alquran dan Hadist.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement