Sabtu 23 Jul 2016 15:49 WIB

Aher: Ekstrimisme Terjadi Karena Pemahaman Agama yang Dangkal

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Andi Nur Aminah
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. (Republika/Edi Yusuf)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. (Republika/Edi Yusuf)

REPUBLIKA.CO.ID, SENTUL -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan terjadinya kegiatan ekstrimisme di dunia dan selalu saja dikaitkan dengan Islam karena pemahaman agama yang dangkal. Pemahaman keras yang berujung teror adalah pemahan yang salah dan tidak bisa dibenarkan oleh siapa pun berdasarkan prinsip-prinsip agama.

"Selain pemahaman agama yang dangkal, terjadinya ekstrimisme adalah karena pendidikan yang rendah dan terjadinya kemiskinan," jelas dia saat konferensi Pers forum Dai se Asia Tenggara di Hotel Aston Sentul, Bogor, Sabtu (23/7).

Padahal pelaku ekstrem merupakan kelompok kecil tetapi dampaknya sangat besar dan keras. Hadirnya forum Dai se Asia Tenggara ini adalah untuk menyepakati pemahaman agama Islam yang benar. Menurut Aher, Al Wasathiyah (prinsip moderat) merupakan jalan damai bagi Islam untuk mengajarkan Islam yang rahmatan lil alamin.

Sebagai pemimpin Jawa Barat, pria yang akrab disapa Aher ini berusaha untuk memberantas akar dari ekstrimisme dengan meningkatkan pendidikan masyarakat Jawa Barat dan mengentaskan kemiskinan. "Selain Wajib Belajar 12 tahun, pemerintah terus memodernisasi pesantren dan memperbanyak perguruan tinggi negeri," jelas dia.

Selanjutnya, ketika agamanya kuat, pendidikan tinggi, maka kesejahteraan harus terjamin. Ketiga akar masalah tersebut itu menurut Ader harus diselesaikan bersama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement