Kamis 30 Jun 2016 06:01 WIB

Manuskrip Kuno Alquran Turki Bakal Dipamerkan di AS

Rep: reja irfa widodo/ Red: Ani Nursalikah
Alquran/Ilustrasi
Alquran/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Salah satu jaringan museum, galeri seni, dan pusat riset seni terbesar di Amerika Serikat, Smithsonian Arthur M Sackler, bakal memamerkan koleksi manuskrip kuno Alquran. Untuk pertama kalinya, manuskrip Alquran ditampilkan dalam salah satu pameran seni terbesar di Amerika Serikat.

Dalam menyelenggarakan pameran ini, Smitsonian Arthur M Sackler Gallery bekerja sama dengan Museum Kebudayaan Islam Turki. Manuskrip Alquran tersebut memang menjadi salah satu koleksi milik Museum Kebudayaan Islam Turki. Rencananya, pameran tersebut digelar pada 15 Oktober 2016 hingga 20 Februari 2017.

Manuskrip-manuskrip kuno Alquran itu dikumpulkan dari berbagai wilayah, mulai dari jazirah Arab, Turki, Iran, Mesir, Irak, dan Afghanistan. Salah satunya adalah salinan Alquran yang ditemukan di makam pemimpin Mongol, Uljaytu, yang sempat memerintah kawasan Iran. Makam tersebut ditemukan di Soltaniyeh, Iran. Manuskrip Alquran yang telah lengkap itu diperkirakan selesai ditulis pada 1307 Masehi.

Rencananya, akan ada 48 manuskrip Alquran yang dibawa dari Museum Kebudayaan Islam Turki. ''Seluruh manuskrip Alquran ini berusia lebih dari satu milenium, mulai dari abad ketujuh atau awal delapan Masehi, hingga abad ke-17 Masehi. Manuskrip ini mengalami hal-hal luar biasa di sepanjang perjalanan sejarah,'' kata Kurator Seni Islam di Boston College dan Virginia Commonwealth University, Simon Rettig, seperti dikutip World Bulletin, Kamis (30/6).

Profesor Sejarah Seni dan Seni Islam dari Boston College dan Virginia Commonwealth University, Sheila Blair menilai pameran ini dapat memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk melihat dan membedakan seni kaligrafi yang ada di tiap-tiap Alquran. Meskipun memiliki isi yang sama, namun bentuk tulisan dan ornamen-ornamen seni yang ada di manuskrip Al Quran itu dibuat berbeda dan berdasarkan konteks zaman pembuatannya.

''Kita dapat melihat bagaimana rentetan sejarah ditampilkan dan pameran itu dapat menampilkan begitu beragamnya dunia muslim atau dunia Islam,'' ujar Blair.

Hal senada diungkapkan Kepala Kurator Smithsonian Arthur M. Sackler, Massumeh Farhad. Menurutnya, pameran manuskrip kuno Alquran ini menawarkan kesempatan unik melihat Alquran dalam berbagai format dan gaya penulisan.

''Meski setiap manuskrip Alquran itu memiliki isi dan teks yang sama, tapi ketrampilan para seniman kaligrafi di setiap zaman itu telah membuatnya menjadi karya seni yang benar-benar unik. Pameran ini memberikan kesempatan kepada para pengunjung untuk melihat kekayaan Alquran dengan cara yang berbeda,'' kata Farhad.

Bermarkas di Washington DC, Smithsonian Arthur M Sackler merupakan salah satu jaringan museum, galeri seni, dan pusat riset seni terbesar di Amerika Serikat. Bahkan, diklaim terbesar di dunia. Smithsonian Arthur M. Sackler memiliki setidaknya 19 museum, sembilan pusat riset yang terafiliasi dengan berbagai pusat riset seni di seluruh dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement