Rabu 29 Jun 2016 14:55 WIB

Muhammadiyah Prihatin Insiden Bom Istanbul

 Paramedis mengevakuasi korban serangan bom bunuh diri di bandara Internasional Ataturk, Istambul , Turki, (28/6).
Foto: REUTERS / Stringer
Paramedis mengevakuasi korban serangan bom bunuh diri di bandara Internasional Ataturk, Istambul , Turki, (28/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pimpinan Pusat Muhammadiyah prihatin atas insiden bom di Bandar Udara Ataturk, Istanbul, Turki yang menewaskan puluhan orang.

"Muhammadiyah menyampaikan keprihatinan sangat mendalam atas peristiwa bom di Istanbul Turki untuk ke sekian kalinya," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir lewat keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Rabu (29/6).

Haedar mengatakan siapapun yang berada di balik pengeboman itu dengan alasan apapun hendaklah sadar dan takut pada azab Tuhan karena telah melakukan tindakan kerusakan di muka bumi dengan merusak kehidupan.

Dia berharap Turki maupun negara manapun jangan dijadikan sasaran tindakan zalim seperti itu yang menciptakan ketakutan dan kehancuran.

Tindakan kejam membom, kata Haedar, bukanlah keberanian tetapi tindakan bodoh dan kejam yang menghancurkan kemanusiaan. Tindakan seperti itu dikutuk semua umat manusia di muka bumi.

"Kepada seluruh bangsa di seluruh benua hendaknya bersatu melawan terorisme dan jangan memberi toleransi dan ruang bagi para teroris," katanya.

Detak jantung kehidupan, kata dia, akan berhenti karena bom yang tidak bertanggungjawab itu. Kepada pemerintah dan seluruh rakyat Turki hendaknya bersatu menghadapi para teroris yang terus menerus menyebar ketakutan massal itu.

Dia mengatakan jika dipandang perlu maka tindakan menggalang kerja sama dengan negara-negara sahabat melawan dan menumpas gembong teroris sampai ke akarnya bisa dilakukan.

"Pemerintah Indonesia sesuai jalur diplomasi dan ketentuan internasional agar memberi dukungan dan kerja sama dengan pemerintah Turki menghadapi terorisme. Terorisme musuh umat manusia sejagad," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement