Kamis 23 Jun 2016 13:37 WIB

Pelajaran Berharga dari Negeri Kincir Angin

Khumaini Rosadi, TIDIM LDNU
Khumaini Rosadi, TIDIM LDNU

Oleh: Khumaini Rosadi, TIDIM LDNU

REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM --  Hari ini ada pelajaran sungguh berharga sekali. Pelajaran kehidupan dari masyarakat yang agamanya mayoritas non-Muslim bahkan ada juga yang tidak beragama.

Tetapi tentang konsep kehidupan, kita harus belajar dan mengambil hal-hal yang baik dari mereka. Memanusiakan manusia dan menghormati hak hidup binatang, itulah salah kultur positif masyarakat di Belanda. Belanda ini sudah maju sejak 750 tahun yang lalu, makanya sistem pemerintahannya sudah terbangun dan tertata baik.

Ada kisah menarik dari seorang teman yang sedang menuju Amsterdam dari Leiden. Ia menggunakan jasa transportasi bus. Dalam bus itu ada seorang nenek yang berdiri, dan diberikan tempat duduk tetaapi tetap saja tidak mau, mungkin karena malu atau tidak mudah percaya kepada orang yang belum dikenalnya.

Makanya warga Belanda cenderung lebih suka memelihara Anjing sebagai teman dalam jalan-jalannya, daripada mencetak banyak anak, meskipun biaya untuk perawatan anjing tersebut tidak sedikit.

"Ketika nenek terjatuh dalam bus dan kesakitan, maka supir bus memerintahkan penumpang untuk turun dan mengantarkan seorang nenek ini ke rumah sakit," ungkap Ustaz Mansur, dosen di UIN sunan Ampel yang sedang menempuh gelar doktornya di Leiden.

Bukan hanya kepada manusia, terhadap binatang pun, warga Belanda sangat menghormatinya dan tidak mau membunuhnya. Walaupun itu seekor laba-laba. Burung saja, yang kejepit kakinya ditolong oleh regu ambulan dan dibawa ke rumah sakit, lalu menyambung kakinya yang patah dengan kaki palsu.

Terlihat aneh memang, tapi sekali lagi, ini adalah bentuk kepedulian kepada hewan yang dalam Islam pun diajarkan untuk menghormati binatang. Buktinya, tidak boleh seorang Muslim membuang air kecil ke dalam lubang semut, bila mau menyembelih binatang kita pun  diajarkan dengan pisau yang tajam.

Tetapi tetap saja aneh juga menurut saya, di saat diajak untuk melaksanakan ibadah umrah atau haji, jawabnya tidak mau, masih capek, atau belum siap. Tetapi jika diajak vacancy, liburan jawabannya langsung mau, dan pasti sekali menjawabnya. Inilah sekelumit kisah baik yang bisa dicontoh oleh rakyat Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement