Selasa 24 May 2016 19:34 WIB

Dialog Paus-Imam Al-Azhar untuk Lawan Kelompok Anti-Tuhan

Rep: ratna ajeng tejomukti/ Red: Achmad Syalaby
Ketua Dewan Nasional Pergerakan Indonesia Maju, Din Syamsuddin beraudiensi saat bertemu dengan Ketua MPR, Zulkifli Hasan di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (15/5).(Republika / Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Dewan Nasional Pergerakan Indonesia Maju, Din Syamsuddin beraudiensi saat bertemu dengan Ketua MPR, Zulkifli Hasan di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (15/5).(Republika / Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin mengatakan pertemuan antara Imam Besar Al-Azhar Syekh Ahmad Muhammad Ahmad ath-Thayyeb dan Paus Fransiskus di Vatikan merupakan hal sangat penting untuk menjaga dialog. Sudah sejak lama Vatikan dan Al-Azhar juga organisasi Islam lain memiliki nota kesepahaman untuk bekerja sama menghadapi tantangan dan kerusakan global. 

"Umat beragama perlu bersatu menghadapi tantangan dunia dan kerusakan global, perlu bagi seluruh agama bersatu untuk menghadapi dampak dari sekularisasi dan liberalisasi yang sebagian dilakukan oleh kelompok anti-Tuhan," jelas dia kepada Republika.co.id, Selasa (24/5).

(Baca: Pertemuan Paus dengan Imam Al-Azhar Jadi Pesan Perdamaian).

Bersatunya agama ini penting dilakukan, terutama kelompok agama yang berpangkal pada Nabi Ibrahim atau agama samawi, Islam, Nasrani, dan Yahudi. Saat ini tokoh-tokoh Islam dan tokoh Katolik Vatikan telah menjalin kerja sama membentuk forum dialog Katolik-Muslim. Forum ini telah menyelenggarakan tiga kali dialog, Din juga menjadi salah satu anggota forum tersebut. "Tahun 2010 di Vatikan, 2012 di Laut Mati, dan 2014 di Vatikan, membahas isu agama dan isu terkini mengenai masalah yang dihadapi umat manusia," ujar dia. 

Tak hanya itu, selain bekerja sama dengan Al-Azhar, Vatikan juga bekerja sama dengan Dewan Dakwah Libya. Seluruh kerja sama ini dilakukan bertujuan untuk kehidupan dan kebaikan peradaban umat manusia. Din juga mengatakan dialog akan terus berlangsung dan menerima aspirasi bagi kepentingan agama masing-masing. Selain membahas mengenai teologi untuk melihat perspektif masing-masing agama. 

Dialog juga dilakukan dengan membahas solusi untuk menghadapi krisis kemanusiaan, pengungsi hingga terorisme. Terkait pertemuan kedua pimpinan umat beragama ini Din mengimbau agar umat Katolik dan umat Islam menyikapi secara jernih dan tidak perlu memiliki praduga negatif. 

Dialog antarumat beragam perlu dan penting juga tidak dilarang oleh ajaran Islam. Syekh Al-Azhar merupakan imam besar yang jelas memiliki pemahaman agama yang tinggi dan memahami pentingnya dialog ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement