Kamis 05 May 2016 16:59 WIB

PII Peringati Hari Bangkit ke-69

Rep: C35/ Red: Achmad Syalaby
Ketua Umum Pelajar Islam Indonesia (PII) Nasrullah Larada memberikan sambutannya dalam pembukaan rapat kerja PII periode 2015-2019 di Gedung Indosat, Jakarta, Jumat (18/3).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketua Umum Pelajar Islam Indonesia (PII) Nasrullah Larada memberikan sambutannya dalam pembukaan rapat kerja PII periode 2015-2019 di Gedung Indosat, Jakarta, Jumat (18/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pelajar Islam Indonesia (PII) memperingati Hari Bangkit (Harba) ke-69. Peringatan hari dibentuknya organisasi kepemudaan Muslim ini dipusatkan di Kota Semarang, Jawa Tengah.

"Karena dari awal kita sebutnya bangkit, bukan lahir. Kalau bangkit berarti tidak mempunyai orang tua, tapi kalau lahir berarti ada bapak ibu. Misal IPM, IMM, IPNU, mereka punya Muhammadyiah dan NU. Kalau PII kami berdiri sendiri," ujar Ketua Umum PB PII Munawar Khalil kepada Republika.co.id menjelaskan pemilihan istilah 'Hari Bangkit', Rabu (4/5).

Selasa (4/5), tepat 69 tahun yang lalu  didirikan oleh Joesdi Ghozali di Masjid Kauman Yogyakarta. Berbagai acara berlangsung mulai dari pekan kreasi pelajar, malam resepsi harba, seminar dan musyawarah instruktur nasional. Semua agenda tersebut berlangsung dari tanggal 3-8 Mei di Komplek Masjid Baiturahman Semarang.

Turut hadir pula Ketua umum Pengurus Besar Perhimpunan Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia Nasrullah Larada, Wakil Ketua  Sofwad Hadi juga selaku anggota DPD RI, sekjen Fajar Nursahid, ustad K.H Cholil Ridwan dan banyak keluarga besar lainnya.

Ketua umum Perhimpunan dalam sambutanya meminta PII fokus menangani masalah pendidikan. Karena jarang ada Ormas yang fokus terhadap pembinaan seperti PII. Selain itu dia juga menghimbau agar PII ikut serta dalam menangani masalah problematika pelajar, seperti narkoba, tawuran, geng motor dan lainnya. 

Acara resepsi ditutup dengan pidato Harba ke 69 oleh Munawar Khalil dalam pidatonya beliau berpesan, di hari momentum Harba PII Ke-69, semoga PII ke depan terus mampu membentuk kader yang memiliki mentalitas yang kuat, ilmu pengetahuan yang mumpuni, memiliki karakter dan kompetensi daya saing yang tinggi. "Sehingga ke depan kader PII memiliki leadership yang bagus untuk menjadikan negeri ini lebih baik," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement