Hasyim mengingatkan pada kurun waktu 1973-1984 adalah masa di mana NU selalu identik dengan parpol. "Selama itu kiprah lain di organisasi tenggelam semata-mata untuk mencari jabatan segelintir orang," ujarnya.
Isi khitah ketiga, Muslimat NU bukan hanya berkontribusi untuk golongan, melainkan juga untuk Indonesia. Kejayaan Muslimat NU adalah kejayaan Indonesia dan begitu pula sebaliknya, kejayaan Indonesia adalah kejayaan Muslimat NU.
Khitah keempat adalah mengisi bibit-bibit pembangun negeri. Dengan keempat khitah ini, kiprah Muslimat NU menjangkau seluruh lini, mulai dari umat sampai Indonesia dan dunia untuk mewujudkan rahmatan lil 'alamin.
Empat khitah yang mulia tersebut tecermin dalam simbol NU. Simbol NU menggambarkan bola dunia dan diikat tali yang kendur. "Tali yang tidak terikat kencang itu melambangkan NU bukan organisasi yang saklek, namun terbuka menerima pemikiran-pemikiran baru," tuturnya.