Selasa 15 Mar 2016 14:40 WIB

Perjuangan Ibtihaj Muhammad, Atlet Olimpiade AS Pertama yang Mengenakan Jilbab

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Teguh Firmansyah
Ibtihaj Muhammad
Foto: Twitter
Ibtihaj Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, Ibtihaj Muhammad berdiri berseri-seri di sebuah podium di Budapest pada 2013 dengan senyum dan mata berbinar. Ia meraih medali perunggu kejuaaan dunia dengan mengenakan jilbab.

Ibtihaj Muhammad adalah pemain anggar kelahiran New Jersey yang bangga sebagai Muslim Amerika. Musim panas ini di Olimpiade Rio Brasil, Ibtihaj berusaha untuk bangkit demi komunitas dan negara yang tidak selalu berjuang untuk mereka karena keyakinannya.

Ibtihaj adalah anak tengah dari pensiunan detektif dan guru pendidikan khusus. Ia akan menjadi atlet AS pertama di Olimpiade yang mengenakan jilbab.

Ia mendapatkan kesempatan ikut di Olimpiade pada Januari dan berharap kehadirannya dapat membantu mengatasi gelombang baru sentimen anti-Islam di AS, sebagian dpicu oleh komentar Donald Trump yang melarang umat Islam AS.

"Saya merasa seperti saya telah diberkati untuk berada di posisi ini, untuk diberikan podium ini," katanya dilansir dari Daily Mail, Selasa (15/3).

Ibtihaj mencoba hampir setiap olahraga dari softball dan tenis. Namun ia memodifikasi pakaiannya seperti menambahkan manset atau memakai celana panjang saat rekannya memakai celana pendek

Lalu suatu hari saat di mobil dengan ibunya, Ibtihaj yang saat itu berusia 12 tahun melihat praktik anggar. Ia melihatnya melalui jendela dari sebuah sekolah menengah setempat.

Karena anggar mengenakan kostum tertutup dari kepala hingga kaki, Ibtihaj langsung menemukan panggilannya dan bahkan mungkin menjadi cara untuk membantu membayar kuliah.

Itihaj segera terhubung dengan Webstrock Foundation, sebuah organisasi yang dijalankan oleh mantan bintang Olimpiade Peter Westbrook. Westbrook mengajar anggar untuk masyarakat di New York.

Sayangnya, belum lama ini Ibtihaj tersandung saat ingin mengikuti Southwest Festival di Austin, Texas. Ia diminta oleh seorang relawan untuk melepas jilbabnya guna foto ID. Namun ia tidak mau dan mengungkapkannya di jejaring Twitter.

Ia pun memanfaatkan sorotannya untuk menunjukkan AS dan seluruh dunia bahwa Muslim Amerika harus dirangkul bukan dijauhi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement