Kamis 11 Feb 2016 21:44 WIB

Masjid London Barat Aktif Kampanyekan Islam Damai

Rep: MGROL57/ Red: Agung Sasongko
Muslim Inggris
Foto: AP
Muslim Inggris

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Masjid Al-Manaar di London Barat, Inggris, menjadi sasaran tuduhan ‘radikalisasi’ setelah dua anggota ISIS Mohammed Emwazi—dikenal dengan ‘Jihadi John’—dan anggota militan yang baru teridentifikasi, Alexanda Kotey diketahui rutin beribadah di masjid tersebut.

Investigator dilaporkan yakin dua orang itu teradikalisasi karena mereka rutin hadir di Al-Manaar. Namun Direktur Al-Manaar, Saleha Islam, dengan tegas membantah tuduhan tersebut.

“Anggapan masjid telah menyebarkan paham radikal pada anak-anak muda memperlihatkan betapa orang-orang abai akan Islam dan bagaimana masjid beroperasi,” tegas Islam, dilansir dari The Independent, Kamis (11/2).

Direktur masjid London Barat itu dengan tegas menyatakan masjid tidak seperti gereja yang hanya melayani jamaah mereka saja. Apa yang dipikirkan jamaah saat menghadiri masjid bukan di dalam pengawasan komite masjid.

 

Masjid adalah tempat beribadah di mana orang-orang datang beribadah. Al-Manaar sendiri adalah pusat ibadah, di mana lebih dari tiga ribu orang beribadah di sana, tanpa ikatan keanggotaan.

“Masjid tidak tergantung keanggotaan dan semua orang dapat datang dan beribadah,” lanjutnya.

Tahun lalu, pemimpin Al-Manaar sebelum Islam, Dr. Abdulkarim Khalil menyatakan dalam sebuah wawancara bahwa sangat sulit mengetahui dengan pasti apa yang terjadi di dalam maupun di luar masjid setiap waktu. Terutama di hari Jumat, ketika sekitar dua ribu jamaah datang beribadah.

Saat ini Al-Manaar tengah bekerja sama dengan dewan lokal dan kepolisian untuk mengampanyekan gerakan anti-ekstremisme.

“Secara teratur kami mengadakan workshop dan konferensi untuk membimbing anak-anak muda dan komunitas, kami berkomitmen untuk memastikan mereka mendapatkan akses pembelajaran Islam yang sesungguhnya,” ujarnya. Islam juga menambahkan ia berkomitmen memastikan anak-anak mereka tidak dibesarkan menjadi seorang radikal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement