Kamis 11 Feb 2016 06:21 WIB

ICMI Minta Umat tak Risau Hadapi Radikalisme

Rep: c25/ Red: Teguh Firmansyah
Jimly Asshiddiqie
Foto: Yudhi Mahatma/Antara
Jimly Asshiddiqie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Radikalisme menjadi salah satu isu besar di Indonesia. Hal itu disebabkan keberadaan kelompok-kelompok radikal yang seakan terus bermunculan.

Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie menegaskan, kehadiran paham-paham radikal sudah ada seiring sejarah umat manusia. Dengan jumlah yang tidak pernah menjadi arus utama, ia meminta umat agar tidak perlu risau menghadapi kehadiran gerakan-gerakan bersifat radikal.

"Tak usah terlalu risau, itu sedikit dan tidak pernah menjadi mainstream," kata Jimly.

Ia menjelaskan, kehadiran gerakan-gerakan radikal yang selama ini dan belakangan seakan terlihat besar, justru banyak disebabkan pemberitaan yang besar. Untuk itu, Jimly meminta masyarakat tidak menanggapi isu persoalan radikalisme dengan terlalu gempita yang justru akan membuat kesan radikal itu besar.

Jimly menerangkan, keberhasilan radikalisme dalam membuat kesan-kesan tersebut merupakan salah satu efek odipus dari komunikasi publik. Dengan begitu, ia berpendapat kalau umat makin membesar-besarkan, keberadaan gerakan-gerakan radikalisme memang akan ikut semakin besar.

Untuk menangani persoalan itu, Jimly menyarankan agar setiap elemen bangsa mau berusaha menenangkan kelompok-kelompok radikal yang ada dan bermunculan. Menurut Jimly, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta iman dan takwa (imtak) yang ia yakini akan mengurangi radikalisme dengan sendirinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement