Rabu 10 Feb 2016 12:12 WIB

Subhanallah, 7.000 WNI Hadiri Pengajian di Gumi, Korea Selatan

Rep: Agung Sasongko/ Red: Damanhuri Zuhri
ribuan pekerja indonesia di korea selatan menghadiri pengajian di Gumi Convention Center
Foto: kbri-seoul
ribuan pekerja indonesia di korea selatan menghadiri pengajian di Gumi Convention Center

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Silaturahim akbar 2016 yang dihelat Komunitas Muslim Indonesia (KMI) Korsel berlangsung seru, Selasa (9/2). Ribuan pekerja Indonesia hadir di kota kecil Gumi, 280 km dari Seoul.

''Puluhan bus dari berbagai penjuru memenuhi lapangan parkir Gumi Convention Centre, Selasa (9/2),'' ujar Penanggung Jjawab Perlindungan Warga Negara Indonesia Kedutaan Besar Republik Indonesia di Korea Selatan, M Aji Surya, kepada Republika.co.id, Rabu (10/2).

Berbagai kendaraan besar, menurut Aji Surya, mengangkut tujuh ribuan pekerja Indonesia untuk sebuah pengajian akbar yang diisi tausiyah KH Yahya Zainul Maarif yang didatangkan dari Cirebon.

Tak hanya itu, di depan Convention Centre itu, puluhan tenda berdiri untuk menjual berbagai kebutuhan harian, mulai dari kopi panas, bakso, hingga buku-buku agama. Tidak ketinggalan, KBRI juga membuka warung konsuler untuk memberikan pelayanan lapor diri hingga urusan imigrasi.

Kiai Yahya dalam tausiyahnya menyatakan, WNI yang kerja di luar negeri harus tetap memperhatiakan keluarganya di Indonesia. ''Jangan sampai uang yang dicari susah payah di Korsel digunakan tidak semestinya di kampungnya,'' ujarnya.

Kejadian semacam ini, menurut Kiai Yahya, sering terjadi karena orang tua lupa tujuan hidupnya. "Jangan pula anaknya disekolahkan, lalu jadi tukang bom," katanya mengingatkan.

Selain itu, kesederhanaan menjadi kunci penting bagi para pekerja di luar negeri. Tidak sedikit orang tua memanjakan anaknya di Indonesia dengan berbagai peralatan yang akhirnya menjerumuskannya. Itu semua akibat sang orang tua kadang ingin anaknya hidup secara modern.

"Karena tidak bisa hidup sederhana lagi, kehidupan orang kadang tergelincir. Tidak sedikit, uang habis cepat, lalu jadi TKI lagi," ujarnya.

Dubes RI untuk Korea Selatan, John A Prasetio, melalui Penanggung Jawab Perlindungan WNI, M Aji Surya, menggarisbawahi, para pekerja Indonesia harus meningkatkan profesionalisme dan kedisiplinan.

Hanya dengan cara itu, kata Aji Surya, jumlah dan daya saing pekerja Indonesia di Korea Selatan dapat ditingkatkan di masa depan.

Menurut Ketua KMI, Suripto Ilham, kegiatan di Gumi ini merupakan salah satu dari dua pengajian akbar yang dihelat setiap tahun.

Acara ini diikuti ribuan pekerja yang berasal dari 50 mushala Indonesia di seantero Korsel. Diakui, pengajian tersebut menelan biaya di kisaran Rp 300 juta yang berasal dari sponsor dan kas KMI.

KMI saat ini sedang merencanakan pembangunan masjid di Kota Gumi dan Daigu. "Masjid pertama perlu dana Rp 7 miliar, sedangkan yang kedua Rp 5 miliar. Karenanya, kami juga menggalang dana di pengajian ini. Mohon doanya," ujar Suripto Ilham.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement