Rabu 03 Feb 2016 10:40 WIB

Membiasakan Kebaikan

Rep: Hafidz Muftisany/ Red: Damanhuri Zuhri
Abu Bakar Ash-Shiddiq, khalifah pertama Khulafur Rasyidin
Foto: NET
Abu Bakar Ash-Shiddiq, khalifah pertama Khulafur Rasyidin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Betapa terperanjatnya Abu Bakar ash-Shidiq RA. Saat ia bersua dengan Hazalah al-Usaidi, sahabat Nabi SAW itu menilai dirinya telah menjadi orang munafik.

Suatu ketika Abu Bakar bertemu dengan Hanzalah di jalan. Abu Bakar pun bertanya kabar. "Apa kabar wahai Hanzalah?" "Hanzalah telah munafik!" jawab Hanzalah tegas. Sontak perkataan sahabat Nabi Muhammad SAW itu mengagetkan Abu Bakar. "Maha suci Allah! Mengapa kamu berkata sedemikian wahai Hanzalah?" tanya Abu Bakar.

Ia pun menjawab, "Bagaimana saya tidak jadi seperti orang munafik! Apabila kita berada di sisi Nabi Muhammad SAW, baginda mengingatkan kita tentang neraka dan surga sehingga seolah-olahnya kita dapat melihatnya di hadapan mata kita. Tetapi, apabila kita beredar meninggalkan baginda, kita telah dilalaikan dengan anak dan harta benda kita, sehingga kita melupakan peringatan yang telah disampaikan oleh Nabi Muhammad itu."

Kita paham lanjutan dari hadis yang diriwayatkan Imam Muslim ini. Abu Bakar RA memiliki kegundahan yang sama. Padahal, kita juga paham bagaimana level keimanan seorang Abu Bakar RA.

Kegundahan yang dirasakan Hanzalah dan Abu Bakar RA seharusnya kita rasakan juga. Betapa saat berlinang air mata kala muhasabah, hati kita begitu menyesal dengan dosa-dosa. Saat kita lanjutkan iktikaf di masjid, hati kita begitu tertaut dengan rumah Allah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement