Rabu 20 Jan 2016 16:03 WIB

Teladan Seorang Polisi Penyelamat Para 'Majenun'

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Muhammad Subarkah
 ilustrasi Tingkat stres tinggi bisa memicu munculnya gangguan jiwa bipolar.
Foto: Republika/ Musiron
ilustrasi Tingkat stres tinggi bisa memicu munculnya gangguan jiwa bipolar.

REPUBLIKA.CO.ID, Majenun atau gila kerap menempel pada mereka yang kehilangan akal sehat. Mereka yang memiliki gangguan dalam berpikir normal, selalu mendapat cibiran dari masyarakat hingga akhirnya diberi predikat sebagai orang gila.

Salah satu daerah yang banyak dihuni para majenun adalah Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, tepatnya di Kkecamatan Tanete Riaja. Puluhan majenun kerap berada di jalanan melakukan hal tak menentu. Dengan akal yang sudah tidak menentu, mereka juga kerap melakukan hal berbahaya kepada warga sekitar, bahkan yang tidak dikenalnya. Mereka rata-rata mengalami gangguan jiwa karena faktor ekonomi ataupun tekanan kehidupan lainnya.

Sayangnya, keberadaan para majenun ini tidak terlirik oleh pemerintah daerah setempat. Warga justru menjadikan mereka sebagai tontonan, bukannya membawa mereka ke tempat pengobatan untuk mengembalikan akal majenun kembali normal.

Pemandangan ini membuat seorang anggota kepolisian dari Polsek Tanete Riaja terpukul. Brigpol Sahabuddin (40), anggota Bintara Unit (Banit), merasa perlu melakukan sebuah gerakan untuk menyelamatkan dan mengembalikan harkat para majenun.

Keinginannya pun terkabul ketika dia mendapatkan laporan dari seorang kepala dusun di Desa Kading yang menyebut bahwa ada ancaman dari orang gila yang kerap membawa senjata tajam sejenis parang dan tombak. Orang gila ini sering kali mengancam warga yang berada di sekitar rumahnya.

Pria bernama Ambo (50) yang sudah lama kehilangan akal sehat karena masalah keluarga ini kemudian didatangi Sahabuddin. Pada April 2015, Sahabuddin dibantu oleh sejumlah rekannya, kemudian 'mengamankan' Ambo beserta senjata yang selalu ditentengnya. Tak hanya membawa Ambo dari rumahnya, Sahabuddin juga kemudian berpikir mengirimkan Ambo ke Rumah Sakit Dadi di Kota Makassar, guna menjalani pengobatan agar akal Ambo kembali seperti masyarakat pada umumnya.

"Saya bawa dia pakai mobil pribadi dari Barru ke RS Dadi di Makassar. Untungnya untuk pengobatan bisa gratis karena ada surat rujukan dari polsek dan puskesmas setempat," ujar Sahabuddin ketika berbincang dengan sejumlah wartawan di Warung Kopi, Senin (17/1).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement