Kamis 17 Dec 2015 05:19 WIB

Redakan Islamofobia dengan Akhlak Islam

Rep: c35/ Red: Damanhuri Zuhri
Imam Besar Masjid Newe York Muhammad Syamsi Ali.
Foto: Republika/Edi Yusuf
Imam Besar Masjid Newe York Muhammad Syamsi Ali.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Persepsi masyarakat Barat terhadap Islam sangat buruk. Mereka berimajinasi Islam tergambar sebagai seorang berbadan besar, berjenggot panjang, membawa pedang dan mengendarai unta di padang pasir.

Demikian ungkap Syamsi Ali, imam masjid di New York, Amerika Serikat dalam tabligh akbar yang diselenggarakan DPP Persatuan Umat Islam (PUI) di Masjid Al Inabah, Pancoran Barat, Jakarta, Rabu (16/12).

Dengan simbol badan besar dan berjenggot panjang tersebut, kata Syamsi Ali, Barat menggambarkan Islam adalah Arab. ''Semua yang terjadi di negara-negara Arab selalu merepresentasikan Islam menurut pandangan masyarakat Barat,'' jelas Ustaz Syamsi Ali.

Tak hanya itu, ungkap ustaz kelahiran Bugis, Makassar, Sulawesi Selatan ini, padang pasir yang mereka maksud dalam simbol penggambaran Islam adalah simbol keterbelakangan pembangunan negara.

Hewan unta merupakan simbol ketidakcangihnya teknologi yang dimiliki umat Islam. Sedangkan pedang adalah simbol kekerasan yang selalu melekat pada Islam.

“Banyak orang di Amerika Serikat melihat umat Muslim tidak bisa tersenyum,” ungkap Ustaz Syamsi Ali dalam taushiyah di Masjid Al Inabah Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (16/12).

Karena itulah, Imam Syamsi menegaskan tugas umat Muslim adalah menunjukkan akhlak Islam kepada masyarakat Barat.

Hal itu untuk menghilangkan persepsi masyarakat Barat yang tidak pernah mengetahui Islam yang sesungguhnya. ''Mereka hanya mengenal Islam dari media yang kebanyakan menyudutkan Islam,'' ujarnya.

Imam Syamsi yang lahir di tanah Bugis, Makassar ini sudah lama menjalankan misi dakwah di Amerika Serikat. Dia selalu berusaha menunjukkan Islam yang baik dan benar kepada masyarakat Amerika.

Ketika kali pertama tiba di Amerika Serikat, dia langsung mengundang tetangga-tetangga untuk berkunjung ke rumahnya dan kebiasaan itu selalu dia lakukan hingga akhirnya tetangganya terbiasa dan nyaman bergaul dengannya yang seorang Muslim.

Syamsi Ali mengungkapkan, masyarakat Amerika Serikat sempat heran melihat kehidupannya yang ternyata seorang Muslim, berbeda dengan imajinasi masyarakat Amerika Serikat sebelumnya.

Kini, komunitas Muslim yang dia pimpin selalu berusaha menjaga komunikasi dengan pemerintah setempat dan juga komunitas agama lain. Hal itu dia lakukan untuk menjaga silaturahim dan menunjukkan Islam yang berakhlakul karimah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement