Jumat 27 Nov 2015 02:00 WIB

Mahasiswa Wajib Teladani CEO Property Syariah yang Mandiri Sejak Masih Mahasiswa

ilustrasi
Foto: Republika
ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Property Syariah Rosyid Aziz menularkan semangat bisnisnya kepada mahasiswa FEB Universitas Ibn Khaldun (UIKA), Bogor pada Kamis (26/11). Dia menegaskan bahwa masa-masa menjadi mahasiswa sudah saatnya memiliki penghasilan sendiri tanpa bergantung dengan orang tua lagi.

"Dari konteks idealisme, jika sudah dewasa atau baligh maka seharusnya sudah berpenghasilan sendiri. Mulai berwirausaha dari mahasiswa," tuturnya usai talkshow Studentpreneur dalam rangka IBF Goes to Campus di aula FEB UIKA Bogor, Kamis (26/11).

Dia mengatakan demikian berdasarkan pengalaman pribadinya. Karena sejak masih kuliah di IPB jurusan Ilmu Perikanan dan Kelautan dia sudah tidak mendapatkan uang saku dari orsng tuanya. Sehingga dia harus berusaha sendiri untuk membiayai kebutuhannya sehari-hari. Mulai dari menjadi loper koran, pedagang asongan dan bisnis-bisnis kecil lain pernah dia lakoni demi bisa bertahan hidup.

"Pentingnya menanamkan semangat enterpreneurship ini karena mainstream-nya mereka mengejar ijazah untuk melamar kerja. Dan ini adalah sesuatu yang tidak pernah saya lakukan," katanya menegaskan.

Lalu muncul pertanyaan di benak mahasiswa apakah mereka memungkinkan untuk bisa menggeluti bisnis property seperti Rosyid. Rosyid kemudian menegaskan bahwa usaha yang telah dirintis sejak tiga tahun lalu ini justru telah banyak dilakoni oleh mahasiswa.

Sudah banyak mahasiswa baik tingkat dua maupun tingkat tiga yang dia mentori dan kini sudah banyak yang menjalankan bisnis property syariah tersebut. Tentu dengan modal ala mahasiswa, yang notabene belum banyak memiliki simpanan. Bahkan dia juga mengundang peserta untuk belajar bersamanya untuk memulai bisnis property syariah itu.

Kemudian dia juga menjelaskan bahwa untuk memulai sebuah bisnis seseorang harus memiliki tiga kunci, yaitu al quwwah ar ruhiyah (dorongan ruhani/ spiritual), kedua, al quwwah al maknawiyah (dorongan secara maknawi), dan ketiga al quwwah al madiyah (dorongan materi).

Al quwwah ar ruhiyah (dorongan ruhani/ spiritual) merupakan kunci utama dalam berbisnis bagi seorang Muslim. Karena menurut dia akan sia-sia jika tidak ada dorongan spiritual dalam memulai bisnis. Dorongan spiritual ini maksudnya adalah bagaimana bisnis yang akan dijalankan tersebut berguna dan tetap dalam koridor syariat Islam.

Kemudian dorongan kedua yaitu al quwwah al maknawiyah (dorongan secara maknawi). Dorongan secara maknawi ini menurut Rosyid adalah rasa kebanggaan diri, rasa puas dan rasa senang seseorang jika menjalankan bisnis tersebut. Tentu itu juga akan memudahkan seseorang dalam memulai bisnis.

Selanjutnya kunci yang ketiga adalah al quwwah al madiyah (dorongan materi). Dorongan materi ini yang merupakan dorongan lazim bagi setiap orang dalam memulai bisnis. Karena tentu srmua orang yang berbisnis ingin mendapatkan profit dari hasil usahanya tersebut. Namun dia menegaskan bahwa ketiga kunci tersebut harus dimiliki, jika seseorang telah memiliki ketiga kunci tersebut maka Rosyid yakin bisnis tersebut tidak akan pernah ditinggalkannya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement