Kamis 26 Nov 2015 15:24 WIB

GP Ansor Fokus Hadapi Tiga Tantangan Besar

Rep: c97/ Red: Damanhuri Zuhri
Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid.
Foto: Antara
Ketua Umum GP Ansor Nusron Wahid.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN - Kongres Gerakan Pemuda (GP) Ansor yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman dihadiri ribuan peserta dari seluruh provinsi di Indonesia.

Bahkan berbagai tokoh nasional turut hadir dalam musyawarah akbar salah satu organisasi turunan Nahdatul Ulama (NU) tersebut. Di antaranya Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ketua PKB Muhaimin Iskandar.

Dalam kesempatan itu, Ketua Pimpinan Pusat GP Ansor, Nusron Wahid menyampaikan, saat ini organisasinya tengah mempersiapkan diri untuk fokus menghadapi tiga tantangan besar bagi umat. Pertama adalah gerakan radikal yang mengatasnamakan Islam, tapi kenyataannya menyudutkan islam.

"Gerakan ISIS ini harus kita perangi bersama. Jangan sampai penghancuran dan kerusuhan di Timur Tengah dan Prancis terjadi di Indonesia," ujar Nusron saat menyampaikan sambutannya, Kamis (26/11). Menurutnya, sebagai penjaga umat, GP Ansor harus menjadi garda depan dalam menghadang gerakan radikal tersebut.

Kedua masalah kemiskinan. Nusron mengatakan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), 70 persen kemiskinan di Indonesia berada di pedesaan. Sedangkan GP Ansor didominasi pemuda di pedesaan. Maka itu GP Ansor harus bekerja keras untuk mendorong umat agar bisa keluar dari kemiskinan.

Ia menilai, GP Ansor saat ini menunjukkan wajah NU masa depan. Sementara NU saat ini menunjukkan wajah bangsa Indonesia. Karena NU mendominasi umat muslim di Nusantara.

Maka itu Nusron mewajibkan agar semua cabang GP Ansor memiliki amal usaha masing-masing dalam bentuk unit bisnis yang bisa memberikan manfaat pada masyarakat.

"Pengurus cabang yang tidak punya amal usaha, hak suaranya dalam kongres akan dicabut," kata Nusron menandasnya. Sementara itu, masalah yang ketiga adalah korupsi. Keberadaan praktik korupsi sendiri dinilai akan membunuh masyarakat secara lambat laun.

Ia mengemukakan, selama tiga masalah tersebut masih terjadi di muka bumi Indonesia, tugas kerja GP Ansor tidak pernah akan habis. Selain itu, ia menambahkan, berdasarkan data BPS, saat ini angka migrasi dari desa ke kota sangat tinggi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement