Senin 16 Nov 2015 18:46 WIB

Bali Ingin Garap Wisata Desa Syariah

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Indah Wulandari
Seorang pedagang melayani wisatawan asing saat mereka berbelanja di Pasar Seni Ubud, Bali.
Foto: Antara
Seorang pedagang melayani wisatawan asing saat mereka berbelanja di Pasar Seni Ubud, Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR --  Sebagai salah satu destinasi pariwisata utama dunia, Bali juga berpotensi menjadi salah satu pasar wisata syariah.

Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Bali Dadang Hermawan berharap bisa membangun desa percontohan sebagai desa syariah di Bali.

“Para pelaku wisata akan dibina bagaimana cara mengakses keuangan syariah serta menggarap potensi pasar pariwisata syariah di Bali,” ujar Dadang, Senin (16/11).

Ketua MES Pusat Dr Muliaman D Hadad mengatakan, Indonesia menghadapi pesaing berat dalam merebut pasar pariwisata syariah. Bahkan negara-negara non-Muslim seperti Thailand dan Korea, sangat bersemangat di pasar pariwisata syariah.

"Banyak wisatawan yang memang menginginkan pelayanan secara Islami atau secara syariah sesuai keyakinan yang mereka anut saat berwisata. Itu harus kita hargai," katanya.

Indonesia, kata Muliaman, memiliki potensi yang besar untuk merebut pasar pariwisata syariah global. Namun, prosesnya perlu sosialisasi dan penjelasan secara persuasif.  Ia menyebut, pasar domestiknya dalam setahun mencapai 7 juta wisatawan yang sebagian besar berasal dari Pulau Jawa.

"Intinya, mereka juga memerlukan pelayanan dengan cara yang sesuai dengan keyakinan agamanya," kata Muliaman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement