Kamis 05 Nov 2015 17:53 WIB

Menag: Pendidikan Agama Jaga Eksistensi Indonesia

Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin (tengah) bersama Dirjen Bimas Islam Machasin (kanan) dan Sekjen Kemenag Nur Syam (kiri) memberikan keterangan pers usai pembukaan Musabaqah Tilawah Qur'an (MTQ) Internasional III 2015 di Jakarta, Selasa (1/9).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin (tengah) bersama Dirjen Bimas Islam Machasin (kanan) dan Sekjen Kemenag Nur Syam (kiri) memberikan keterangan pers usai pembukaan Musabaqah Tilawah Qur'an (MTQ) Internasional III 2015 di Jakarta, Selasa (1/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan pendidikan agama dan keagamaan mampu menjaga eksistensi Indonesia yang memiliki kearifan lokal sekaligus religius.

"Pendidikan agama itu penting. Karena nilai-nilai agama di dalam pendidikan ini mampu menjaga eksistensi ke-Indonesiaan, seperti masyarakat yang guyub, gotong royong, cinta Tanah Air dan memenuhi hak dan kewajiban dan kebajikan lainnya," kata Menag Lukman di Jakarta, Kamis (5/11).

Pendidikan agama dan keagamaan, kata Menag, juga menjadi perhatian pemerintah karena memberi peran dalam menjaga konteks ke-Indonesiaan. Alasannya, nilai-nilai agama terbukti telah menjadi faktor perekat keragaman bangsa bersama unsur lainnya seperti etnis, suku, budaya dan tradisi.

Menurut Menag, masyarakat Indonesia sejak dulu dikenal religius dan memegang nilai agama dalam mengatur kehidupan keseharian di tengah keragaman. Apapun etnisnya, masyarakat Indonesia dikenal sangat menjunjung tinggi nilai agama.

"Para pendiri bangsa begitu arif meletakkan agama sebagai perekat yang mampu menjaga keutuhan kita sebagai bangsa besar," ucapnya. Kendati begitu, Menag mengakui terdapat kekurangan pendidikan agama dan keagamaan masih kurang di tapal batas terluar Indonesia.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement