Kamis 05 Nov 2015 17:00 WIB

Pendidikan Agama Islam di Perbatasan Timur tak Layak

Rep: c16/ Red: Agung Sasongko
Perbatasan Indonesia-Papua Nugini
Foto: PAPUA VOICE
Perbatasan Indonesia-Papua Nugini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil penelitian Pusat Litbang Pendidikan Agama dan Keagamaan (Puslitbang Penda) Kementerian Agama (Kemenag) mencatat penyelenggaraan pendidikan agama Islam di sekolah-sekolah di wilayah perbatasan Timur masih jauh dari layak. Persoalan yang dihadapi umumnya berupa kekeruangan guru, sarana, dan prasarana.

Kapuslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Balitbang dan Diklat Kemenag, Hamdar Arraiyyah mengaku, sejauh ini Puslitbang Penda sudah melakukan pemantauan langsung di lokasi. Dari hasil pantauan tersebut, Puslitbang Penda membuat rumusan integratif dan solutif dalam rangka pengembangan pendidikan agama wilayah perbatasan.

Pada 2014, Puslitbang Penda sudah mengadakan workshop penyusunan model pendidikan agama dan keagamaan di wilayah perbatasan berbasis riset.  Sementara, pada 2016 mendatang Puslitbang Penda merencanakan kembali workshop pengembangan lembaga pendidikan agama dan keagamaan di beberapa titik di wilayah perbatasan.

“Ini bagian upaya mensukseskan gerakan nasional revolusi mental khususnya pada aspek gotong royong,” kata Hamdar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement